Optimalisasi Peninggalan Sejarah untuk Wisata Budaya dan Peningkatan PAD

Bantul, dprd-diy.go.id – Komisi D DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan Kunjungan Kerja Dalam Daerah ke Museum Pleret, Bantul, pada Kamis (14/8/2025). Kunjungan ini dilakukan dalam rangka monitoring pengelolaan museum sebagai pusat informasi publik sekaligus bagian dari upaya mengaktualisasikan peninggalan sejarah sebagai daya tarik wisata berbasis budaya.

Dalam kesempatan tersebut, Komisi D menegaskan pentingnya sinergi antar-komisi, khususnya bersama Komisi B, untuk memastikan bahwa peninggalan sejarah tidak hanya dilestarikan tetapi juga dapat menjadi salah satu sumber pemberdayaan masyarakat. 

“Kalau pariwisata kita berbasis budaya, maka yang ditawarkan tentu adalah peninggalan-peninggalan budaya, salah satunya warisan Keraton. Museum Pleret ini memiliki nilai sejarah tinggi, di antaranya Sumur Gemuling yang diperkirakan merupakan bagian dari Kerajaan Mataram Islam pada masa Amangkurat I (1646–1677),” ungkap perwakilan Komisi D.

Karena Museum Pleret berada di bawah kewenangan Dinas Kebudayaan DIY, Komisi D mendorong agar pengelolaannya dapat lebih maksimal melalui dukungan Dana Keistimewaan (Danais). Dana tersebut diharapkan bisa digunakan untuk pemeliharaan, perawatan, pembangunan, maupun penelitian. 

“Kami berharap Danais tahun 2026 tidak berkurang, tetapi justru bertambah sehingga museum dan situs sejarah lain dapat dikelola dengan lebih optimal,” lanjutnya.

Anggota Komisi D DPRD DIY, Tustiyani, turut memberikan catatan positif atas perkembangan Museum Pleret. 

“Ini kunjungan kami yang kedua. Dulu pembangunan museum ini belum signifikan, alhamdulillah sekarang sudah ada perkembangan yang lebih baik. Ke depan, harapan kami museum ini bisa lebih berdaya, misalnya dijadikan UPTD yang memiliki potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan dukungan pemerintah dalam bentuk promosi masif, museum ini dapat lebih dikenal dan menarik banyak pengunjung,” jelasnya.

Lebih lanjut, Tustiyani menekankan bahwa keberadaan museum tidak hanya berfungsi sebagai sarana wisata edukasi, tetapi juga bisa memberi kontribusi ekonomi daerah. 

“Selain memberikan nilai edukasi, museum ini bisa menjadi sektor yang mendongkrak PAD. Jadi ada unsur profitnya, tanpa meninggalkan nilai sejarah dan budaya,” tambahnya.

Melalui kunjungan ini, Komisi D DPRD DIY menegaskan komitmennya untuk terus mendorong pemeliharaan peninggalan sejarah sekaligus menjadikannya bagian dari pengembangan pariwisata berbasis budaya yang berkelanjutan di Daerah Istimewa Yogyakarta.(cc/lz)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*