Jogja, dprd-diy.go.id – DPRD DIY berkomitmen melawan tingginya prevalensi stroke di Yogyakarta, yang tercatat sebagai angka tertinggi di Indonesia, mencapai 11,4%. DPRD DIY, bersama komunitas dan masyarakat, mengajak untuk meningkatkan kewaspadaan serta berperan aktif dalam pencegahan stroke melalui kerja sama yang solid. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua DPRD DIY, Umaruddin Masdar dalam sambutannya pada aksi yang digelar oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) di Halaman Kantor DPRD DIY, Selasa (29/10/2024).
Dalam acara peringatan Hari Stroke Sedunia, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, dr. Ari Kurniawati menegaskan pentingnya langkah bersama untuk mengurangi angka stroke. Tema global tahun ini, Be Greater Than Stroke, serta tema nasional Ayo Melangkah Kalahkan Stroke Mulai dari Diri Sendiri, yang diharapkan mampu memotivasi masyarakat agar menjalani hidup sehat, mendeteksi dini faktor risiko stroke seperti hipertensi dan diabetes, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya peran keluarga dan komunitas sebagai pendukung utama bagi penderita stroke.
“Ketika bapak ibu berkumpul di sini bersama mendukung, kita yakin stroke kita akan tertangani dengan kerja sama semua. Kebijakan di Indonesia ini sedang menggelorakan untuk penguatan layanan primer, jadi, kegiatan pencegahan yang kita utamakan agar tidak jatuh sakit. Gerakan yang paling utama yang disampaikan dalam surat edaran ini adalah gerakan deteksi dini faktor resiko stroke yang meliputi pengapuran, tekanan darah, pemeriksaan gula darah. Ini adalah awal yang sangat baik untuk ke depannya,” ucap Ari.
Kemudian, Umaruddin Masdar juga menyampaikan bahwa biaya penanganan penyakit tidak menular seperti stroke cukup besar. Pemerintah, lanjutnya, setiap tahun mengeluarkan sekitar 35 triliun untuk penanganan penyakit tidak menular. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan dan peningkatan layanan kesehatan primer harus diutamakan.
“Stroke adalah musuh kita bersama. Pemerintah pasti akan mengeluarkan dana yang besar untuk mengatasi berbagai penyakit. Dana dari laporan Kementerian Keuangan, tiap tahun pemerintah mengeluarkan sekitar 35 triliun untuk mengatasi penyakit tidak menular,” jelas Umar.
Lebih lanjut, Umaruddin turut menyampaikan apresiasi kepada Yastroki DIY dan semua pihak yang telah mendukung kampanye melawan stroke. Ia menekankan bahwa penyakit stroke mengancam kualitas hidup dan produktivitas masyarakat DIY, serta berdampak pada kesejahteraan dan ekonomi daerah.
“Penyakit pasti akan mengurangi prouktivitas dan kualitas hidup masyarakat. Ketika itu terjadi, maka kesejahteraan akan menurun, pendapatan akan menurun dan pertumbuhan akan melambat, itu masalah kita bersama. Maka, sehat itu wajib, sehat itu harus, kita harus menjadikan Jogja bukan hanya istimewa orang-orangnya, tapi juga istimewa kesehatannya. Mari kita perang melawan stroke!” ungkapnya.
Kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat menekan angka prevalensi stroke menurun hingga di bawah rata-rata nasional, dan Yogyakarta menjadi daerah yang sehat serta produktif.
“Semoga ke depan Jogja semakin sehat, prevalensi stroke semakin menurun di bawah nasional. Itu ciri-ciri kegiatan hari ini sukses adalah tahun depan harus semakin menurun, tidak di atas 11,04%, harus menurun di bawah nasional, dan itu butuh partisipasi semua pihak, termasuk kita semua, DPRD, Pemerintah Daerah termasuk Yastroki. Mari berpartisipasi agar angka stroke kita terus menurun dan mari kita gelorakan perang melawan stroke. Karena Jogja adalah angkanya tertinggi nasional, harus kita lawan, harus kita kurangi sehingga menjadi Jogja yang sehat, Jogja yang istimewa dan itu perlu pencegahan bersama dari kita semua,” tutup Umaruddin. (dta)
Leave a Reply