Pariwisata menjadi hal menarik bagi DIY untuk terus dikembangkan. Terlebih, dengan akan dioprasikannya bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) pada 2019 mendatang, diharapkan destinasi pariwisata dapat berkembang dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Di sisi lain yang tidak boleh dilupakan ialah budaya luhur DIY yang disinkronkan dengan pengembangan destinasi pariwisata. Upaya tersebut diharapkan menjadikan DIY memiliki destinasi pariwisata yang istimewa.
Namun dalam pengembangan destinasi pariwisata, dibutuhkan kerja keras dan pemahaman yang padu dari berbagai pihak, baik eksekutif, legislatif, masyarakat, dan media massa. Media massa dalam hal ini, menjadi kepanjangan tangan untuk menyampaikan gagasan-gagasan dan informasi yang dapat membangun wacana di masyarakat terutamanya mengenai pengembangan destinasi pariwisata di DIY.
Guna mendapatkan pandangan dalam pengembangan destinasi pariwisata, Wartawan Unit DPRD DIY didampingi Wakil Ketua DPRD DIY, Arif Noor Hartanto beserta perwakilan dari SekretariatnDPRD DIY bertandang ke Sulawesi Selatan untuk mengeksplor destinasi yang ada di wilayah tersebut.
Arif Noor Hartanto atau akrap disapa Inung menjelaskan kedatangan teman-teman media massa Unit DRD DIY ialah untuk silahturahim kebangsaan dalam rangka belajar pengelolaan pariwisata terpadu. “yakni lingkungan, pantai, budaya, kesenian dan lain sebagainya.” Tutur Inung saat berkunjung Ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Selatan pada Rabu, (24/01/18).
Adapun tujuan dari kunjungan ke Sulawesi Selatan supaya mendapatkan gambaran dalam pengembangan destinasi pariwisata terpadu dapat memberikan rasa aman, dan nyaman.
Merespon hal tersebut Yulianus Batara Saleh Kabid Pengembangan dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan menceritakan destinasi pariwisata yang telah berkembang di Provinsi Sulawesi Selatan. Wisata Provinsi Sulawesi Selatan berada di posisi sepuluh besar wisata di Indonesia ialah target yang diharapkan dapat tercapai.
Di antara wisata menarik menurut Yulianus, Rammang-Rammang, gugusan kars terbesar kedua dunia setelah Guangzhou Tiongkok di Maros, pemandangan Malino di Kabupaten Gowa, negeri di atas awan yang disebut Lolai di Kabupaten Torja Utara, dan tanah Toraja yang dianggap sebagai wisata andalan. “Tanah Toraja banyak diminati oleh wisatawan Khsususnya Eropa.” Jelas Yulianus.
Adapun saat ini, pengembangan pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan tengah menekankan penggunaan jalur darat. Manfaat yang didapat dengan menekankan penggunaan jalur darat ketika mengunjungi objek-objek wisata ialah peningkatan ekonomi terhadap wilayah-wilayah yang dilalui wisatawan. “Karena wilayah Provinsi Sulawesi Selatan cukup luas, terdiri dari 24 kabupaten/kota.” Ungkap Yulianus.
Yulianus mencontohkan ketika wisatawan akan berkunjung ke Tanah Toraja yang terletak 320 KM dari Kota Makassar dan harus ditempuh sekitar 9-10 jam. Meskipun telah disediakan pesawat di bandara perintis Toraja, namun jalur darat tetap dihidupkan. Alasannya, jika wisatawan didorong menggunakan pesawat dapat mematikan industri sentra dan kuliner di jalan yang dilalui. “Padahal untuk dapat mengunjungi Tanah Toraja mengharuskan melewati lima kabupaten.” Tambah Yulianus.
Akhirnya, usai mendengarkan cerita dari Yulianus rombongan Wartawan Unit DPRD DIY yang dipimpin Inung tergugah untuk bertanya mengenai destinasi pariwisata di Provinsi Sulawesi Selatan, termasuk dalam penanganan pengemis dan gelandangan serta becak motor.
Dalam kesempatan tersebut, Nampak hadir juga Andi Pancawati selaku Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan. Andi Pancawati berterimakasih dan berharap segenap rombongan berkenan mengeksplor pariwisata-pariwisata andalan di Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu, Andi Pancawati juga berharap silahturahim kebangsaan antara DIY dan Sulawesi Selatan dapat terus terjalin, sehingga dapat membawa pada pengembangan kedua belah pihak. (S)
Leave a Reply