Sleman, dprd-diy.go.id – Komisi D DPRD DIY melaksanakan kunjungan kerja dalam daerah ke SMAN 1 Pakem, Sleman, pada Rabu (12/11/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memantau pendampingan penggunaan aplikasi SRIKANDI (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis Terintegrasi) di sekolah, serta menyerap aspirasi terkait kebutuhan sarana prasarana pendidikan dan pelestarian budaya.
Rombongan dipimpin oleh Ketua Komisi D , RB. Dwi Wahyu B, S.Pd., M.Si., dan diterima oleh Kepala SMAN 1 Pakem, Sigit Purwanto, S.Pd., M.Pd. Hadir pula perwakilan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY, yaitu Rakhmat Sutopo, S.E., Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sistem Kearsipan, serta Atik Widyastuti, S.S.T. Ars, Arsiparis Ahli Muda.
Dalam sambutannya, Kepala Sekolah Sigit Purwanto menyampaikan apresiasi atas perhatian Komisi D dan DPAD terhadap penerapan SRIKANDI di sekolah.
“Kami merasa terhormat atas kunjungan Komisi D DPRD DIY dan DPAD DIY ke sekolah kami. Kehadiran ini menjadi kesempatan berharga untuk berdiskusi bersama mengenai monitoring aplikasi SRIKANDI yang tengah digencarkan di seluruh DIY,” ujarnya.
Kepala Bidang Pembinaan dan Pengembangan Sistem Kearsipan DPAD DIY, Rakhmat Sutopo, menjelaskan bahwa penerapan SRIKANDI membawa dampak positif bagi efisiensi kearsipan pemerintah daerah.
“Dengan SRIKANDI, proses persuratan kini sudah paperless, sehingga efisien dalam penggunaan bahan habis pakai. Berdasarkan data, efisiensi yang dicapai mencapai sekitar Rp300 juta,” terangnya.
DPAD juga menyoroti perlunya pendampingan berkelanjutan karena dari total 188 SMA, SMK, dan SLB di DIY, baru 18 sekolah yang mendapat pendampingan intensif. Selain itu, DPAD menilai penting adanya help desk atau layanan pendampingan khusus, mengingat aplikasi ini masih terus dikembangkan dan diperbarui secara berkala.
Sigit melaporkan bahwa implementasi SRIKANDI di SMAN 1 Pakem telah berjalan baik dan aktif digunakan.
“Beberapa waktu lalu kami sempat mengalami kesulitan saat menggunakan browser tertentu, tetapi setelah mencoba melalui Microsoft Edge, akses menjadi jauh lebih lancar,” ungkapnya.
Selain membahas digitalisasi arsip, Komisi D juga mendengarkan aspirasi sekolah terkait revitalisasi bangunan dan pengadaan fasilitas kebudayaan. SMAN 1 Pakem yang berdiri sejak 1964 masih memiliki tujuh ruang kelas yang belum berstandar dan berharap dukungan untuk pengadaan alat musik gamelan.
“Banyak siswa memiliki minat tinggi terhadap kesenian gamelan, tetapi sarana yang tersedia masih terbatas. Kami berharap pemerintah dapat membantu melengkapi fasilitas kebudayaan di sekolah,” ujar Sigit.
Ketua Komisi D DPRD DIY, RB. Dwi Wahyu , menyatakan pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi tersebut.
“Kami akan berupaya agar revitalisasi gedung sekolah bisa segera diusulkan melalui skema DAK, dan fasilitas kesenian seperti gamelan dapat difasilitasi melalui Dinas Dikpora maupun Dinas Kebudayaan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan bahwa Komisi D tidak hanya fokus pada implementasi SRIKANDI, tetapi juga pada peningkatan kualitas sarpras pendidikan dan pelestarian nilai budaya. “SMAN 1 Pakem ini sudah berdiri sejak 1964, banyak bangunan yang perlu direvitalisasi. Kami berharap usulan dari sekolah bisa segera masuk agar dapat kami kawal bersama dinas terkait,” imbuhnya.
Komisi D menilai digitalisasi, pendidikan, dan kebudayaan perlu berjalan beriringan untuk memperkuat kualitas pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (hln/lz)

Leave a Reply