Proaktif pada Keluhan Warga, Komisi C Tinjau Proyek JJLS Bantul

Jogja, dprd-diy.go.id – Rabu (08/01/2025), Komisi C DPRD DIY yang dipimpin langsung oleh Nur Subiyantoro, S.I.Kom., selaku Ketua Komisi C, melakukan kunjungan ke proyek Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kelok 23 dan Irigasi Blawong. Kunjungan ini merupakan langkah proaktif setelah menerima laporan dari warga setempat terkait permasalahan di wilayah tersebut.

Komisi C yang membidangi pekerjaan umum melakukan kunjungan pertamanya di lokasi pembangunan JJLS Kelok 23 di Kabupaten Bantul. Dalam kesempatan ini, Nur Subiyantoro membenarkan adanya keluhan masyarakat terkait kendala yang muncul selama proses pembangunan JJLS.

“Ya, kami langsung bergerak proaktif setelah mendapat laporan masyarakat setempat akan adanya permasalahan yang terjadi. Malam tadi saya rapatkan di Komisi C terus kemudian kita hadir hari ini,” ujar Nur Subiyantoro 

Proyek pembangunan yang telah mencapai 71% ini mengahdapi berbagai tantangan, mulai dari tanah longsor, banjir akibat sedimen yang terbawa air hingga adanya pendangkalan di saluran air yang menyebabkan luapan ke permukiman warga. Berbagai permasalahan ini terjadi akibat tingkat cuaca hujan yang ekstrem di kawasan tersebut belakangan ini.

Menanggapi situasi ini, Kasatker PJN DIY, Tisara Sita, menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi permasalahan yang ada.

“Proyek ini masih berjalan dan cuaca hujan ekstrem masih terjadi di Yogyakarta. Sebetulnya kita telah melakukan proteksi terhadap aliran air dengan menjadikan satu lokasi sehingga tidak meluncur ke banyak tempat. Terkait adanya banjir di Jalan Nasional Parangtritis kita sudah membersihkan saluran dari sedimen baik di jalan nasional maupun jalan warga, kemudian untuk menanggulangi sedimen kita juga melakukan proteksi dengan membuat tanggul,” ungkap Sita.

Warga berharap adanya prioritas dalam penanganan masalah serta komunikasi yang lebih intensif mengenai keberlanjutan proyek ini. Rohmidi, salah satu warga, menyampaikan dukungannya terhadap proyek namun menekankan pentingnya komunikasi.

“Pada intinya masyarakat sangat mendukung adanya proyek ini, akan tetapi saya berharap agar semuanya dapat dipikirkan terlebih dulu terkhusus penanganan permasalahan yang sedang terjadi. Seharusnya juga terdapat adanya komunikasi pihak pelaksana proyek dengan warga, sehingga mulai sekarang komunikasi harus mulai dibangun sehingga akan lebih komunikatif,” kata Rohmidi.

Menanggapi kondisi ini, Nur Subiyantoro menyoroti pentingnyan perencanaan yang matang dan langkah antisipasi dini untuk mencegah dampak negatif terhadap masyarakat.

“Kita tidak melihat ke belakang, tetapi jelas kemarin pada saat perencanaan ada yang salah terkait dengan konsultan dalam menganalisa karna proyek ini yang berjalan dari bulan Agustus hingga Oktober 2025 yang mana memasuki musim hujan. Oleh sebab itu, kedepannya harus ada antisipasi dini terhadap timbunan tanah harus segera ada tindakan, alirkan air juga jangan melalui tanah yang gembur karena akan sampai kampung warga. Kami tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap keselamatan masyarakat di arus bawah,” tutup Nur.

Setelah meninjau JJLS, Komisi C melanjutkan kunjungan ke Desa Cepoko, Tringgero, Kabupaten Bantul untuk meninjau permasalahan irigasi Blawong yang dilaporkan warga. Permasalahan ini terkait pembangunan grounsil di lokasi Talang Salam, yang dinilai menghambat perawatan bendung dan menyebabkan penumpukan sedimen.

Komisi C DPRD DIY menemui warga setempat didampingi pihak BBWSSO. Pihak petani setempat menyampaikan harapannya agar masalah ini segera ditangani.

“Permintaan dari petani ya grounsil solusinya kalo saya dibuat penguras, karena bangunan seperti ini kalo digempur kan ga mungkin. Lantas bagaimana nantinya dapat melakukan perawatan, karena selama ini dengan adanya bangunan grounsil itu bendung tidak dapat melakukan perawatan sehingga sedimen terus menumpuk,” ujar petani setempat.

Nur Subiyantoro memastikan pihak dewan akan memperjuangkan aspirasi warga dan bekerja sama dengan pihak terkait untuk mencari solusi terbaik.

“Kami pihak dewan berpihak pada masyarakat yang telah mendapat surat dari jenengan agar nantinya segera ditindaklanjuti bersama oleh pihak terkait. Pastinya apa yang menjadi keluhan sudah kami cek dan untuk nantinya akan kami teruskan pada pihak balai selaku pihak yang berwenang,” kata Nur.

Komisi C berencana mengadakan pertemuan lanjutan dengan pihak terkait pada jadwal yang telah ditentukan untuk membahas solusi atas masalah yang dihadapi para petani. Warga berharap langkah ini dapat memberikan hasil konkret demi keberlanjutan pembangunan yang tidak merugikan masyarakat. (mbr/dta)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*