Sekolah kawruh jiwa Suryomentaram kembali digalakkan oleh Rahmat F. Tuasikal. Bersama Dra. Siti Waringah dan Haidar Buldan Thontowi, Rahmat beraudiensi ke DPRD DIY pada senin (31/08). Rahmat juga menggandeng Prof. Koenjtoro Psi. Sekolah berbasis budaya dan ilmu rasa ini dimaksudkan dapat melestarikan kembali ajaran psikologi indigenous. Sehingga tercipta khasanah psikologi nusantara yang menginternasionalkan psikologi yang berorientasi kearifan lokal.
Adapun manfaat kegiatan ini yakni dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat secara holistik komprehensif tentang ajaran Ki Ageng Suryomentaram. Suryomentaram adalah anak ke-55 Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Suryomentaram kecil bernama Bendara Raden Mas Kudiarmaji. Lahir dari ibunda bendara Raden Ayu Retnomandoyo, putri Patih Danurejo VI. Kudiarmaji diangkat pada usia 18 tahun dengan gelar Bendara Pangeran Harya Suryomentaram. Ajaran terkenalnya yakni ilmu bahagia.
H. Yoeke Indra Agung Laksana, SE mengapresiasi kegiatan penggalakan sekolah jiwa Suryomentaram. Sekolah ke III yang rencananya akan diselenggarakan di Fakultas Psikologi UGM dan Balong, Bantul dalam bentuk kajian dan ceramah tersebut dijanjikan akan dihadiri dewan.
Ir. Hamam Mustaqim dari Komisi D mencontohkan Jepang yang maju tanpa meninggalkan budaya luhur yang ada. “Di DIY yang identik dengan keistimewaannya harus dijaga.”
Yoeke sapaan akrab H. Yoeke Indra Agung Laksana, SE memandang bahwa keistimewaan DIY masih terpaku pada event-event. “Misal pernah dilakukannya sosialisasi kesehatan dengan menampilkan wayang.”
Yoeke memandang keistimewaan dapat dilakukan dengan budaya yang santun dan sumeh (tersenyum). (S)
Leave a Reply