Peran Badan Penghubung Daerah DIY Sangat Penting Untuk DIY

Jakarta, 7/6/2021 Rombongan kunjungan kerja DPRD DIY yang terdiri dari Pimpinan DPRD DIY, Komisi A DPRD DIY, Sekretariat DPRD DIY, dan Wartawan Unit DPRD DIY mengunjungi Badan Penghubung Daerah DIY pada Anjungan DIY TMII Jakarta. Kunjungan ini disambut dan diterima oleh Kepala Badan Penghubung Daerah DIY Nugrohoningsih, SIP.

Nugrohoningsih, SIP menyebutkan bahwa Anjungan DIY TMII diapit Anjungan Jawa Tengah dan Anjungan Jawa Timur, berdiri di atas tanah seluas 8.165 m2 dengan bangunan seluas 2.694,45m2. Bangunannya mengadopsi ciri fisik arsitektur tradisional khas Yogyakarta. Dibangun pada Tahun 1974 M dengan candra sengkala “Warna Sapta Kusumaning Bawana“. Anjungan ini merupakan gambaran rumah pangeran yakni nDalem Pangeran Natapraja atau Notoprajan. Tanah atau TMII ini sekarang dalam pengelolaan Setneg saat ini penggunaan anjungan DIY dengan cara pinjam.

Dari sekian banyak anjungan daerah yang ada, Anjungan DIY adalah salah satu yang masih terawat dengan baik. Di tempat ini berbagai kegiatan digelar. Mulai dari pentas kesenian, diklat seni, pameran dan lain sebagainya. Nugrohoningsih, SIP mengatakan Pemda DIY memiliki komitmen untuk tetap mempertahankan anjungan yang didirikan sejak 1974 ini.

Selain digunakan untuk berbagai kegiatan seni, di anjungan ini tersimpan berbagai benda bersejarah. Salah satu yang menarik adalah ranjang di mana Sri Sultan Hamengku Buwono IX lahir pada 12 April 1912. Ranjang ini diberi nama Pesarean Tedeng. Pesarean Tedeng ini sudah berusia ratusan tahun, meski begitu dipan ini masih terlihat kokoh.

Pada bangunan Ndalem Ageng terdapat senthong tengah (krobongan), senthong tengen dan kiwa (kanan dan kiri). Bangunan Gadri dipergunakan untuk pameran dan setting gamelan Slendro dan Pelog. Kemudian bangunan Gandhok Tengen yang merupakan bangunan Limasan Pacul itu difungsikan sebagai ruang kantor Anjungan DIY TMII maupun ruang rapat. Sedangkan Gandhok Kiwa terdapat ruangan rias dan persiapan busana bagi para seniman, dilengkapi art shop dan cafetaria yang disewakan.

Nugrohoningsih, SIP menjelaskan di Anjungan DIY TMII Jakarta tak pernah sepi disaat terdapat banyak anjungan yang mangkrak bahkan semak belukar seperti menutupi sejumlah bangunan, suasana terkesan sepi nyaris tidak ada aktivitas seni bahkan ada yang menyebut mirip kuburan. Hal tersebut terjadi karena tidak ada support dana dari Pemda masing-masing, sedangkan DIY termasuk salah satu yang paling sering ada kegiatan.

Anjungan DIY mengemban fungsi sebagai pusat pelestarian dan promosi budaya, pendidikan wawasan kebangsaan serta cinta tanah air serta sarana promosi dan informasi produk unggulan ekonomi daerah yang diselenggarakan Badan Penghubung Daerah DIY.

Berbagai pentas seni diselenggarakan bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan DIY, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota, Paguyuban Warga DIY di Jakarta serta seniman dan seniwati gagrak Yogyakarta di Jakarta. Pentas seni itu antara lain Ketoprak Mataram, Wayang Kulit, Joget Mataraman, ekspresi seni tradisi di RRI/bandara, ekspresi seni karawitan malam Sukrokasih, Diklat Karawitan, Tari dan Ketoprak, pentas tari, lomba tari, upacara Bregada Prajurit, workshop karawitan internasional, campursari, drama Tari Menak maupun paket khusus Pesona Budaya Nusantara.

Suharwanta, S.T – Wakil Ketua DPRD DIY mengakui ini merupakan pertama kalinya datang kemari dulu hanya dapat melihat dari sampul-sampul buku. Peran Badan Penghubung Daerah DIY dalam mempromosikan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta sangat penting, karena pilar DIY sangat ditopang oleh pendidikan dan kebudayaan.

Kajian Bank Indonesia, DIY kehilangan perputaran uang sebesar 613 Miliar perbulan karena diterapkannya kuliah daring bagi mahasiswa. Dari 300.000 mahasiswa rata-rata mengeluarkan pengeluaran sebesar 2,9 juta rupiah perbulannya. Maka promosi sangat penting bagaimana citra jogja menjadi kota pendidikan

Peran badan penghubung daerah untuk menyebarkan citra baik untuk diy untuk khalayak umum. Pada September 2017 BPS tercatat perputaran uang di sleman selatan itu perputaran uang yang tinggi kedua setelah Jakarta.

Suharwanta berharap dengan hadirnya wartawan juga untuk di dorong citra positif untuk jogja agar animo masyarakat datang ke Jogjakarta tumbuh

DRS. Suwardi – Wakil Ketua KOMISI A menyampaikanBadan penghubung daerah tidak hanya menghubungkan dengan kementerian dan dalam negeri. Namun menghubungkan dengan luar negeri, saya melihat sendiri bagaimana orang Jepang belajar disini. Potensi kita harus disampaikan melalui kegiatan di Jakarta sini Komisi A selalu mendukung kegiatan promosi yang dilakukan Badan penghubung daerah DIY.

 Santoso perwakilan wartawan menyampaiakan, dengan kedatangan kami disini agar dimanfaatkan agar informasi yang perlu disampaikan dapat diwakili oleh teman teman wartawan. Santoso juga mengakui melihat banyak yang mangkrak namun saya bersyukur lihat anjungan DIY bagus saya apresiasi. Oleh karena agar informasi ini dapat memberikan dorongan bagi yang lain menjadi perhatian bersama.

Setalah kunjungan ke Anjungan DIY rombongan melanjutkan kunjungan ke Pameran Diaspora DIY yang terlaksana di Trans Studio Mal Cibubur Jakarta. (az/kwt)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*