Persiapan Kewaspadaan Gelombang 3 Covid-19

Jogja, dprd-diy.go.id – Liburan natal dan tahun baru 2022 nanti dikhawatirkan akan menjadi gelombang ketiga kasus Covid-19. Menjelang akhir tahun, tentunya diperlukan upaya pencegahan terjadinya peningkatan kasus Covid-19 akibat peningkatan mobilitas.

Menurut Suwardi, seluruh pihak hendaknya tidak lengah dan terus menjalankan protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan melalui diri sendiri. Suwardi mengungkapkan perlu pendekatan lebih dalam kepada masyarakat agar timbul kesadaran dan tertib dalam menerapkan protokol kesehatan.

“Perkemabnagan per hari ini memang ada potensi yang mengundang (peningkatan kasus). Kemudian yang harus kita ramah (imbau) selalu ke masyarakat jangan sampai kita bosan melakukan protokol kesehatan. Ini (gelombang ketiga) jangan sampai terjadi,” ungkapnya.

Menurut Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY ini, salah satu upaya yang dilakukan dalam pencegahan gelombang ketiga ini adalah melakukan koordinasi dengan BPBD DIY. Bersama BPBD DIY, Komisi A melakukan pemantauan hingga tingkat kelurahan serta terus menggerakan Kalurahan/Kelurahan Tangguh Bencana (KALTANA).

“Ini (KALTANA) adalah para relawan yang ada di kelurahan dan kalurahan. Mereka bekerja sesuka hati untuk masyarakat. Relawan ini harusnya kita apresiasi betul,” Suwardi menjelaskan soal KALTANA. 

Terkait dengan persiapan kewaspadaan gelombang ketiga Covid-19, ia mengatakan vaksinasi secara komperhensif merupakan salah satu persiapan yang harus segera diwujudkan. Hingga saat ini Pemda DIY terus menggalakkan vaksinasi terutama bagi warga yang diperbolehkan menerima vaksin.

“Utama ini adalah vaksinasi, kita menyayangkan ada masyarakat yang ada merasa terlalu PD (percaya diri) atau terlalu takut (vaksinasi) sehingga tidak mau divaksi. Karena tanpa ada kekebalan tubuh, ini (herd immunity) tidak bisa,” imbuhnya.

Ia menambahkan perlu pengawasan secara terpadu dalam percepatan vaksinasi ini, seperti melakukan komparasi data dengan data dari Dukcapil. Ia berharap pada Desember mendatang seluruh warga yang diperbolehkan melakukan vaksinasi sudah bisa melakukan vaksinasi. Pengaruh dari tokoh masyarakat dirasa Suwardi dapat menjadi kekuatan tersendiri dalam menggerakkan vaksinasi dan penegakan protokol kesehatan di tengah masyarakat.

“Di Disdukcapil bisa dilihat kemudian masalah kita yang sudah vaktunya untuk vaksin ini cakupannya berapa. Kita harap masyarakat DIY yang berusia 12 (tahun) ke atas harus sudah bisa dilakukan vaksinasi semua pada Desember. Di setiap wilayah ada tokoh masyarakat, ini punya peran besar untuk mengubah pola perilaku masyarakat,” jelasnya.

Bayu Satria Wiratama, Epidemolog UGM mengatakan bahwa upaya pencegahan ini sangatlah penting meskipun kemunculan gelombang  ketiga Covid-19 tidak dapat diprediksi. Menurutnya persiapan yang sangat urgen dilakukan adalah pemenuhan capaian vaksinasi.

“Kita  tidak tahu akan melewati gelombang ketiga atau tidak tapi kita perlu untuk siap-siap ini ya. Salah satu kesiapannya terutama yang bisa kita kejar ini adalah vaksinasi Kalau kita lihat mengenai  tempat tidur di rumah sakit kita sudah cukup di gelombang kedua itu tempat tidur dan shelter darurat,” ungkap Bayu.

Menurutnya yang perlu diperhatikan saat ini adalah persiapan vaksinasi untuk anak di bawah 12 tahun, lansia dan kalangan rentan termasuk yang memiliki komorbid. Bayu mengatakan jika sebanyak 90% vaksinasi dilakukan kepada masyarakat yang masuk dalam kriteria tersebut, harapannya dapat tercipta herd immunity jika ada kenaikan kasus.

Mobilitas yang meningkat saat liburan natal dan tahun baru nanti perlu dikontrol dengan peningkatan deteksi. Ia memberikan imbauan agar bagi seluruh pihak yang sudah mendapatkan vaksin hingga dosis 2 tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk meminimalisir penularan.

“Gelombang ketiga bisa terjadi karena ada mobilitas yang meningkat. Kesiapan deteksinya ketika menjelang nataru kita tingaktkan. Konsistensi (diperlukan dari masing-masing tempat wisata, penginapan, rumah makan, terutama menjelang nataru. Jadi jika tidak bisa menunjukkan kartu vaksin atau alat penunjuk vaksin itu bisa ditolak,” tambahnya.

Sementara Biwara Yuswantana, Kepala BPBD DIY mengatakan bahwa saat ini positive rate sudah menurut hingga 0,27% dan penggunaan tempat tidur pasien Covid-19 hanya 5%. Pada momen liburan akhir tahun nanti, menurutnya perlu diperhatikan agar wisatawan yang datang tidak membawa virus dan menimbulkan kluster baru di DIY.

“Sejak itu (gelombang 1 dan gelombang 2 kasus Covid-19) turun terus, sekarang kasus aktif menjadi 475. Momen akhir tahun ini kan memang wisatawan pada datang. Perlu digerakkan bahwa wisatawan silahkan datang virusnya jangan,” jelasnya.

Menurut Biwara, upaya pencegahan perlu dari hilir dan hulu, kendati demikian yang sangat penting adalah pencegahan di hulunya. Perlu one kit system sebagai pencegahan dengan melakukan perubahan perilaku masyarakat melaksanakan protokol kesehatan. Tentunya hal ini sangat penting untuk mempersiapkan diri agar tidak terjadi gelombang ketiga kasus Covid-19. (fda)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*