
Bantul, dprd-diy.go.id – Komisi D DPRD DIY bersama Dinas Pendidikan dan Olahraga (Disdikpora) DIY melaksanakan monitoring ke SMAN 1 Sedayu. Rombongan ditemui langsung oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Sedayu beserta jajaran di ruangan perpustakaan.
Koeswanto, Ketua Komisi D menyampaikan maksud monitoring ini, “Kita ingin tahu selaku wakil rakyat dan juga komisi yang membidangi pendidikan permasalahan-permasalahan PPDB di masing-masing sekolah seperti apa pelaksanaannya. Kita harus tahu karena kita representasi dari rakyat”.
“Dengan mengajak Disdikpora monitoring itu kita ajak tujuannya apa kalau ada aspirasi permasalahan-permasalahan segera kita selesaikan dengan dinas,” jelasnya.
Subarino Kepala Sekolah SMAN 1 Sedayu menyampaikan keadaan kemarin penuh saat pelaksanaan PPDB. Karena ada orang tua murid masih kesusahan meng-upload dokumen.
“Kita (sekolah) memfasilitasi membantu menscan dokumen-dokumen yang diperlukan juga membantu meng-upload dokumen tersebut. Juga tidak lupa memperhatikan prosedur kesehatan memakai masker dan membersihkan tangan,” jelasnya.
Subarino menyampaikan beberapa kendala yang dihadapi yaitu ada jalur afirmasi terlambat, nilai rapor jomplang nilai kkm (jalur zonasi), jumlah sekolah yang tidak merata 1 desa hanya ada 2 sekolah biasanya ada 3 sekolah dan akses internet (sinyal) yang belum memadai di daerah.
“Kita juga menginisiasi jaringan FM atau radio untuk menjangkau siswa terdekat dengan sekolah untuk kegiatan daring misal ada hambatan sinyal internet namun jangkauannya masih terbatas,” jelas Subarino.
“Semua proses PPDB gratis dan harapan kami tidak ada yang mengundurkan diri,” tambah Subarino.
Rita Nurastuti, Anggota Komisi D mengaku saya senang melihat suasana bersih asri dan ruang perpustakaan yang bagus ini, “Saya senang melihat sekolah suasana bersih asri dan ruang perpustakaan yang bagus ini.”
Rita yang sebelumnya berprofesi sebagai kepala sekolah di DKI Jakarta menyampaikan, “Saya tau tugas dan kewajiban sebagai kepala sekolah memang harus extra, baik di dalam sekolah maupun sekolah harus tetap memperhatikan siswa-siswa,” ucapnya.
Rita juga berpesan agar sekolah selalu berupaya menjauhkan siswa dengan kegiatan “klitih” yang sering terjadi.
Menjawab persoalan klitih, Subarino mengaku memang perlu pengawasan karena kesusahannya memantau ketika sudah di luar sekolah. Namun Sekarang sekolah memiliki program anak asuh, wali kelas memiliki tugas untuk mengunjungi siswa. Dengan kunjungan tersebut wali kelas mendapatkan gambaran bagaimana keluarga dari siswa tersebut.
Koeswanto berharap ketika pendaftaran ulang bila siswa harus datang ke sekolah diatur protokoler kesehatannya juga nanti sudah mulai masuk sekolah agar sekolah memperhatikan protokoler kesehatan sesuai dengan ketentuan pemerintah. (az)
Leave a Reply