Jogja, dprd-diy.go.id – Panitia Khusus (Pansus) tentang Bangunan Berciri Khas Melayu DPRD Kepulauan Riau melakukan kunjungan kerja ke DPRD DIY pada Selasa (21/5/2019). Burhanuddin Nur, Ketua Pansus, menyampaikan bahwasanya saat ini DPRD Kepulauan Riau tengah membahas Perda tentang Bangunan Berciri Khas Melayu. Oleh karenanya, DPRD Kepulauan Riau bersama Dinas Kebudayaan Kepulauan Riau mencari tahu Perda Aristektur Bangunan Bercirikhas DIY.
Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Bidang Pemeliharaan Warisan Budaya Dinas Kebudayaan DIY menyampaikan bahwa sebelumnya DIY sudah memiliki Perda Nomor 6 Tahun 2012 dan Pergub Nomor 40 Tahun 2014. “Pergub ini pada dasarnya adalah isi substansi Perda Nomor 1 Tahun 2017, yang berisi detail arsitektur bangunan berciri khas DIY. Tujuannya mengembalikan karakter kawasan khas DIY,” jelas Dian.
Menurut Dian ada empat macam gaya arsitektur yang digunakan, yaitu Tradisional Jawa, Kolonial, Inggris, dan Cina. Gaya arsitektur ini juga masih terbagi dalam beberapa pola arsitektur. Pola yang digunakan oleh DIY yaitu pola ‘selaras’. Dian menjelaskan beberapa kawasan infrastruktur di DIY yaitu Kawasan Warisan Budaya, Kawasan Sumbu Filosofi, dan Kawasan Bebas Infrastruktur.
“Kita juga kerjasama dengan kelima kabupaten dan kota, bahwa untuk mendapat IMB harus ada rekomendasi dari Disbud agar sesuai dengan arsitektur yang ditentukan,” tutur Dian menjelaskan salah satu upaya Pemda DIY menegaskan banguanan berciri khas DIY.
Dian menjelaskan bahwa Perda ini mengatur fungsi bangunan untuk umum, pendidikan, usaha, dan sebagainya. Sebuah gedung yang mengharuskan adanya ciri khas daerah lain jika dibangun di tanah warisan, tetap harus memiliki bangunan tradisional pada gedung induknya. Terakhir Dian mengakui bahwa proses penegasan arsitektur khas DIY ini sebenarnya sudah mulai dijalankan dari tahun 2010. Meskipun Perda Infrastruktur Bangunan Bercirikhas DIY baru dibuat pada tahun 2017. (fda)
Leave a Reply