
Jogja, dprd-diy.go.id – Komisi D DPRD DIY, melakukan kunjungan ke SLB N 1 Bantul dan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka monitoring terkait pelatihan kewirausahaan di SLB Negeri 1 Bantul dan optimalilasi pengelolaan diorama dan arsip di DPAD pada Rabu (5/2/2025).
Kegiatan dimulai di SLB N 1 Bantul yang dihadiri oleh Ketua Komisi D, R.B. Dwi Wahyu B, S.Pd., M.Si., Wakil Ketua Komisi D, Anton Prabu Semendawai, S.H., M.Kn., serta Anggota Komisi D lainnya yang turut hadir. Kegiatan ini disambut baik oleh pihak SLB N 1 Bantul. Laporan dan diskusi dilaksanakan di Aula Yudhistira SLB N 1 Bantul dan turut hadir beberapa perwakilan Dinas Pendidikan dan Olahraga, Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan dan juga para staff dan guru-guru dari SLB N 1 Bantul.
Pada diskusi ini, Kepala Sekolah SLB N 1 Bantul, Krisdi Sujatwanto, S.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan siswa di SLB kebanyakan terkendala oleh anggaran dan sarana prasarana.
“Dulu kami ada klinik, tapi karena fasilitasnya masih sebatas standar UKS, jadi dokter tidak berani melakukan praktik, ada beberapa bangunan tak layak huni yang sudah disurvei oleh PUPR namun belum bisa ditindaklanjuti untuk renovasi karena tidak ada anggaran,” ucapnya.
Merespon hal tersebut, H. Muhammad Yazid, S.Ag., Anggota Komisi D pada kesempatannya mengungkapkan agar anggaran yang ada dapat dialokasikan dan dimaksimalkan untuk pendidikan.
“Seputar permasalahan yang terjadi di SLB ini sangat memprihatinkan. Saya harap anggaran ini dapat benar-benar dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan. Semoga dengan adanya diskusi ini, kita bisa mencari solusi bersama dan SLB mendapatkan dana yang cukup, baik negeri maupun swasta, bukan hanya wilayah kota saja tapi sampai ke wilayah pelosok mendapat bantuan yang merata,” ujar Yazid.
Sementara itu, R.B. Dwi Wahyu menyampaikan bahwa pentingnya konsolidasi dengan Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY dan OPD lainnya yang mampu mengembangkan keterampilan anak-anak di SLB.
“Ke depannya. kita akan konsolidasikan Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY dengan OPD-OPD yang mampu memberikan keterampilan bagi anak didik SLB, maupun naker agar dapat memberikan peluang pekerjaan bagi para lulusan SLB. Ternyata, pendidikan khusus ini perlu mendapatkan perhatian khusus, pemerintah harus ikut andil dalam memberikan harapan masa depan yang lebih baik dan pastinya sarana prasarana akan menjadi perhatian dan pembahasan Komisi D pada pembahasan berikutnya,” ungkap R.B. Dwi Wahyu.
Pada kesempatannya salah satu perwakilan dari Badan Perencanaan dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Yuni, juga meyampaikan kesiapan program mereka dalam membantu pengembangan keterampilan.
“Dari kami sendiri memiliki program magang khusus bagi para peserta didik SLB, jadi, apabila memang para siswa SLB sulit mendapatkan kuota yang cukup untuk magang bisa langsung menghubungi bagian Pelayanan Disabilitas Ketenagakerjaan,” jelasnya.
Sebagai penutup pada diskusi tersebut, Anton Prabu mengungkapkan bahwa diharapkan usulan-usulan ini dapat menjadi Langkah awal dalam membantu anak-anak yang ada di SLB untuk mendapatkan harapan masa depan yang baik.
“Kami sangat senang diskusi seperti ini, usulan-usulan ini menjadi angkah awal bagi kita semua. Jadi, apabila nantinya Bapak/ Ibu ada usulan, jangan takut untuk disampaikan kepada kami, karena kita juga harus bisa memberikan fasilitas bagi anak-anak disabilitas. Ketika lulus mereka harus didukung oleh kantor atau UMKM yang ada di DIY. Harapan saya bersama Komisi D, nantinya kita bisa meningkatkan pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, karena usulan-usulan tadi sangat baik untuk masuk ke perencanaan ke depannya,” ungkap Anton.
Kunjungan dilanjutkan ke Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. R.B. Dwi Wahyu B, menyampaikan pentingnya optimalisasi dari berbagai sisi agar arsip tetap tersimpan dengan baik dan aman. Ia menambahkan, pentingnya optimalisasi pendapatan dan kolaborasi dengan dinas pariwisata sehingga dapat menjadi daya tarik luar negeri.
“Ternyata, diorama belum dikelola dengan maksimal karena kendala anggaran dan sumber daya manusia. Menurut saya, penting adanya optimalisasi dari berbagai sisi. Harapan kami, pada kunjungan ini ke depannya dapat membuat perencanaan yang rinci dan nantinya akan kita anggarkan pada rapat komisi,” kata R.B. Dwi Wahyu B.
R.B. Dwi Wahyu B menambahkan, pentingnya optimalisasi pendapatan dan kolaborasi dengan Dinas Pariwisata sehingga dapat menjadi daya tarik luar negeri.
“Optimalisasi pendapatan di sini itu penting untuk ditindaklanjuti, karena arsip ini bisa menjadi daya tarik luar negeri, tapi harapan kami nanti bisa terkoneksi dengan Dinas Pariwisata, namun sebelum itu kita harus memperbaiki dulu kearsipan dan juga sumber daya manusianya,” tambah Dwi Wahyu. (lza/dta)
Leave a Reply