Jogja, dprd-diy.go.id – Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Wilayah yang juga dikenal dengan kota budaya dan kota Pendidikan, Daerah Istimewa Yogyakarta memang memiliki potensi wisata yang luar biasa.
Berdasarkan data 2019 DIY telah dikunjungi lebih dari 9 juta wisatawan. Memang selama 2 tahun pandemic covid-19 angka kunjungan wisatawan turun drastis dan bereffect domino terhadap kondisi sektor pariwisata DIY.
Tahun ini, setelah kondisi pandemic covid-19 melandai, sektor pariwisata di DIY mulai merangkak bergeliat naik kembali. Berbagai event telah berhasil digelar dengan hasil yang cukup memuaskan.
Objek wisata di berbagai tempat yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta kembali bangkit. Kunjungan meningkat cukup signifikan walaupun tidak seperti kondisi sebelum terjadinya pandemic.
“08 Juni 2022 saya mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam Sosialisasi Sadar WIsata yang diselenggarakan Dinas Pariwisata DIY. Kegiatan ini dilaksanakan di Rintisan Kampung Wisata di Wilayah Gondokusuman. Hadir perwakilan dinas wisata Ibu Titiek ( Kabid Pengembangan Kapasitas Pariwisata ), Pokdarwis Klitren, Karang Taruna, Pengurus GIPI, tokoh masyarakat, pelaku UMKM, dari berbagai pihak lainnya”, ungkap Stevanus.
Dr. Stevanus juga mengungkapkan bahwa dengan kondisi digital landscape di DIY yang cukup signifikan mendukung sektor pariwisata serta predikat nomor 1 sebagai daerah dengan tingkat literasi digital yang baik hal ini sebenarnya dapat menjadi pendukung dalam memanfaatkan potensi wisata yang dimiliki DIY.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi terutama di sosial media sebenarnya bisa menjadi strategi yang dapat diandalkan dalam mengkomunikasikan/promosi menyampaikan informasi tentang berbagai objek wisata dan berbagai turunan sektor yang terkait lainnya.
Peningkatan pertumbuhan sektor pariwisata akan berefek bagi perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat jika benar-benar dikelola dengan baik. Kampung Wisata, Desa Wisata yang dikelola dengan baik bisa mendorong berbaikan ekonomi dan kesejahteraan warga DIY.
Pendampingan yang intensif dan berkelanjutan dibutuhkan desa dan kampung wisata (rintisan) untuk bisa mandiri. Dalam kesempatan ini pula Dr. Stevanus menyampaikan bahwa perlu ada keterlibatan serius dari berbagai pihak. DPRD dan Eksekutif perlu memastikan adanya keberpihakan dalam program kegiatan yang berkelanjutan. Selain itu Dr. Stevanus juga menyoroti kehadiran lebih dari 110 Kampus di DIY untuk dapat berkontribusi nyata dalam proses pendampingan untuk membangun Desa/Kampung wisata diberbagai wilayah di DIY.
Kolaborasi bersama dengan semangat solidaritas membangun Desa/Kampung Wisata bisa menjadi solusi dan strategi bersama untuk memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan sektor pariwisata yang 2 tahun terakhir terpuruk akibat pandemic covid-19.(*)
Semoga desa wisata menjadi kekuatan baru wisata di Jogjakarta