Harus Tonjolkan Sisi Estetik dan Seni Agar Keris Lebih Diminati Kaum Milenial

Jogja, dprd-diy.go.id – Pengenalan keris kepada anak muda dan kaum milenial harus memakai cara yang berbeda. Bukan nuansa mistis dan magis yang ditonjolkan namun dengan mengenalkan sisi estetik dan seni yang melekat pada keris yang ada.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Komisi D DPRD DIY Syukron Arif Muttaqin, SE, M.A.P saat menjadi pembicara Sarasehan Keris #1 yang diselenggarakan oleh Kundho Ka Kabudayan DIY di Grha Keris Jalan Gamelan, Yogyakarta Jumat (23/9/2022) lalu.

“Kalau yang dikenalkan dua sisi tadi jatuhnya pada takut dan seram, tapi kalau sisi seninya yang muncul kesan kagum dan bangga,” ujar Syukron.

Selain Syukron, hadir sebagai narasumber Dosen Fakultas Filsafat UGM yang juga pemerhati keris Dr. Sindung Tjahyadi, M.Hum. Tampil sebagai moderator acara ini Wakil Pimpinan Redaksi Majalan Besalen (Budaya-Keris Nusantara) Drs. Alex Luthfi R, MS. Kegiatan ini diikuti para pegiat dan pemerhati keris di DIY dalam rangka pengenalan Majalah Besalen, media yang mengupas tentang informasi keris dan perkembangannya.

Syukron menguraikan, tidak banyak anak muda yang mengetahui secara detail proses pembuatan keris yang dilakukan oleh pengrajin. Padahal, untuk membuat sebuah keris memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan oleh tenaga yang sudah profesional.

”Saya pernah menyaksikan langsung proses pembuatan keris yang dilakukan salah satu empu di Moyudan, itu harus memerlukan proses berkali-kali bahkan beribu-ribu kali penempaan. Itulah yang membuat prosesnya menjadi lama dan panjang,” paparnya.

Diharapkan dengan mengetahui secara utuh proses pembuatan keris, lanjut Syukron, kaum milenial akan memiliki pemahaman bahwa keris adalah sebuah mahakarya seni yang harus dijunjung tinggi keberadaanya.

”Karena ini (keris, Red) adalah mahakarya seni tinggi warisan leluhur yang harus dilestarikan,” tambah politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.

Sindung Tjahyadi menambahkan untuk meningkatkan informasi tentang keris, selain mengenalkan majalah Besalen versi cetak, juga harus dibuat dalam bentuk media online. Selain gampang untuk diakses, dengan muncul versi online informasi yang ada di majalah Besalen bisa tersebar lebih luas ke seluruh penjuru dunia.

”Kalau di online yang dari luar negeri juga bisa mengakses secara langsung. Jadi materi yang ada bisa lebih banyak dibaca,” ujarnya.

Selain itu, untuk menambah ragam informasi, Sindung menyarankan rubrikasi di majalah harus ditambah. Sehingga informasi yang ada menjadi lebih beragam.

”Kalau perlu ada liputan khusus dan tematik sehingga pembaca lebih puas saat membaca beritanya,” tandasnya. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*