
Jogja, dprd-diy.go.id – Beberapa waktu lalu bahkan hingga saat ini terjadi fenomena minyak goreng langka dan mahal. Menjelang Hari Raya Idul Fitri bahkan sebagian kebutuhan pangan mulai melonjak.
Dikatakan oleh Tri Saktiyana, Asisten Sekretaris Daerah DIY Bidang Perekonomian dan Pembangunan bahwa dari sisi ketersediaan pangan cukup aman. Ia mengimbau masyarakat agar membeli bahan pangan sesuai kebutuhan.
“Dari sisi ketercukupan pangan aman, tapi memang ada beberapa jenis (bahan pangan) yang katakanlah perlu hati-hati. Kita ketahui bersama minyak goreng masih belum bisa ditemui seperti kondisi sebelumnya seperti biasanya baik curah maupun kemasan,” ungkap Tri Saktiyana dalam tayangan Obrolan Pagi, Jumat (22/04/2022).
Danang Wahyu Broto, Ketua Komisi B DPRD DIY turut menimpali bahwa masyarakat harus bisa mengendalikan diri dalam membeli kebutuhan pangan, terutama menjelang lebaran. Ia mengatakan bahwa pemerintah memiliki tim pengendali infalasi daerah untuk melihat pertumbuhan ekonomi.
“Diharapkan masyarakat tidak panic buying kita rasa ketersediannya sudah cukup. Lebaran ya seperti biasanya (belanja seperti biasanya),” pesan Danang.
Ia menambahkan terdapat data 12 komoditas yang pada intinya ketersediaannya sangat cukup. Menurut penjelasannya bahkan sudah ada hukum pasar dimana menjelang hari besar memang harga meningkat guna melakukan pemerataan ekonomi.
“Ternyata posisi telor ayam ras ketersediannya 17ribu ton. kalau normal (hari biasa) hanya 2.600 ton. Semua akan stabil selama tidak ada panic buying,” ungkapnya.
Pada momen lebaran ini pula Danang berharap agar kunjungan destinasi wisata di DIY bisa meningkat. Harapannya adalah pertumbuhan ekonomi yang meningkat sehingga recovery ekonomi bisa terlihat.
“Destinasi wisata, perhotelan, teman destinasi wisata itu harus dipersiapkan karena harapannya 2022 pertumbuhan ekonomi di atas 6%. Saya optimis wisata di lebaran akan meningkat,” kata Danang.
Kepala Tim Perumusan Kebijakan Kekda Provinsi DIY, Rifat Pasha mengungkapkan bahwa tahun ini inflasi mencapai target yang baik dibandingkan dengan tahun 2021 dimana inflasi terlalu rendah.
“Alhamdulillah di tahun 2022 mencapai inflasi yang mencapai target baik untuk mendorong daya beli,” ungkap Rifat.
Ia menjelaskan bahwa pada momen lebaran ini beberapa komoditas menjadi penyumbang inflasi. Menurutnya memang inflasi dalam perekomonian dibutuhkan, hanya saja inflasi yang sesuai dengan target. (fda)
Leave a Reply