Komisi A Tinjau Penanganan Covid-19 di Selomartani

Jogja, dprd-diy.go.id – Senin (24/05/2021) Komisi A DPRD DIY melakukan monitoring ke Balai Desa Selomartani dalam rangka meninjau penanganan Covid-19 di Selomartani. Camat Kalasan, Siti Anggraeni Sulisa Prapti menerima dan membuka dengan menyampaikan langsung mengenai kondisi Desa Selomartani.

Pada kesempatan ini Komisi A juga sempat menengok gudang di balai desa untuk melihat bantuan berupa selimut, besar dan lainnya yang diberikan pemerintah untuk masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi ini. 

Siti Anggraeni menuturkan bahwa sempat dilakukan lockdown, dimana tempat-tempat ibadah dilarang dioprasikan, bahkan sampai kekerumunan sekecil apapun tetap dilarang seperti arisan. Hal ini dilakukan selama masih di zona merah, apapun kegiatannya tidak diizinkan.

Sementara terkait acara pernikahan sendiri, untuk zona orange tidak diberikan rekomendasi untuk dilaksanakan. Meskipun begitu, jika masih berada pada zona kuning, boleh melaksanakan acara pernikahan dengan pengawasan yang ketat.

“Karena terkadang di dalam masyarakat masih terdapat banding-bandingan seperti, di kecamatan sebelah boleh, kenapa di kecamatan Kalasan tidak boleh?” imbuhnya.

Siti Anggraeni menambahkan untuk kegiatan-kegiatan yang kemungkinan sudah terpapar Covid-19 sudah melakukan kerja sama mulai dari tingkat padukuhan hingga ke tingkat RT/RW. Penanganannya yakni harus dilakukan isolasi mandiri, sehingga keluarga dan masyarakat yang terpapar serta masyarakat sekitar dapat merasa tenang.

Retno Sudiyanti, Sekretaris Komisi mengatakan bahwa kunjungan ke Selomartani ini karena daerah ini termasuk zona kuning. Diketahui bahwa terdapat dua padukuhan yang terdapat kasus positif di desa Selomartani ini dengan masing-masing satu kasus positif. Hal tersebut dinilai luar biasa, namun tetap harus diwaspadai dan ditingkatkan lagi agar tidak muncul kasus baru.

“Melihat kerja keras dari para Satgas Covid-19 Selomartani sendiri, kita berharap dan yakin bahwa Selomartani mampu menjadi zona hijau,” ungkap Retno.

Retno turut mempertanyakan terkait situasi dan kondisi mudik di Selomartani. Ia juga ingin mengetahui dampak pasca lebaran terkait kasus Covid-19 dan kegiatan masyarakat.

Noviar Rahmad, Kepala Satpol PP DIY menambahkan bahwa pada saat arus mudik tanggal 6 – 17 Mei diberlangsungkan pelarangan mudik, Satpol PP bersama TNI dan Polri beserta pihak terkait lainnya berjaga di perbatasan selama 24 jam.

“Karena kondisi manusiawi yang tidak mungkin berjaga selama 24 jam penuh, maka kesempatan tersebut digunakan para pemudik untuk tetap mudik masuk ke Yogyakarta. Dari data yang tercatata lebih banyak pemudik yang keluar Yogyakarta dibanding pemudik yang masuk Ke Yogyakarta,” lanjutnya.

Kemudian perpanjangan tanggal 17 – 24 Mei 2021 dilakukan pengecekan secara acak untuk dilakukannya pengecekan terhadap pemudik yang keluar dan masuk ke Yogyakarta. Dari hasil terakhir memang hanya terdapat satu kasus positif dari pemudik yang kemudian dikoordinasikan kepada pihak kesehatan.

“Dengan SOP karantina selama lima hari serta dilakukannya pengoptimalan anggota-anggota satgas. Terdapat perpanjangan sampai dengan tanggal 30 mei 2021 dan kemunmgkinan akan ada perpanjangan lagi sampai dengan kasus ini selesai,” jelas Noviar.

Pasca pelarangan mudik, ia berharap satgas di tinggat kelurahan, padukuhan dan RT/RW mampu melakukan pengawasan terutama melakukan edukasi terkait prokes ketika berpergian. Dengan dilakukannya edukasi diharapkan masyarakat sadar akan pentingnya menaati prokes untuk kebaikan diri sendiri bukan karena adanya pengawasan dari pihak terkait.

Satgas Covid-19 Desa Selomartani, Handayana menanggapi bahwa saat ini terdapat 101 kasus Covid-19 di desa Selomartani dengan rincian 96 orang dinyatakan sembuh, 3 meninggal dunia dan isolasi ada 2 orang. Untuk pelaksanakan isolasi mandiri ini, Satgas Desa Selomartani bekerjasama dengan satgas ditingkat RT/RW yang mengajukan bantuan untuk kebutuhan isolasi mandiri.

“Untuk pemudik, satgas desa selalu berkoordinasi dengan pihak terkait, meskipun masih ada yang belum terpantau tetapi kebanyakan sudah dapat terpantau. Menurut laporan sendiri, di Selomartani sangat minim kegiatan rutin, jadi yang terpatau ada bebrapa yang mudik dengan rincian 3 dari Kalimantan Timur, 1 Dari Cikarang dan 2 dari Jakarta. Ada juga yang dari Jambi, yang kebetulan ketika di SWAB positif, dan sekarang sudah sembuh hanya ibu dari pemudik yang kebetulan satu mobil masih menjalani isolasi mandiri,” ungkapnya menjelaskan kasus Covid-19 di Selomartani. (def/mar)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*