Jogja, dprd-diy.go.id – Ketua Komis B DPRD DIY, Andriana Wulandari, S.E., menyampaikan tanggapannya terkait adanya wabah antraks yang mewabah di Gunungkidul. Diketahui bahwa penyakit antraks ini bermula dari hewan ternak yang terkena virus hingga menulari manusia.
Wabah ini berawal dari sejumlah warga di Dusun Jati Semanu Gunungkidul yang menggali hewan ternak yang telah mati dan kemudian mengonsumsi dagingnya. Dari kasus tersebut per tanggal 4 Juli 2023, Kemenkes mengungkapkan bahwa terdapat 93 kasus positif antraks dan tiga kasus meninggal.
Pada jumpa pers tersebut, Rabu (12/7/2023), Andriana menekankan pentingnya keterlibatan dan komunikasi yang lebih intensif dari instansi pemerintah setempat yang bertanggungjawab atas penanganan kasus ini. Andriana mendesak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait seperti Dinas Kesehatan dan DPKP untuk meningkatkan kehadiran mereka di lapangan dan melakukan komunikasi secara rutin kepada masyarakat.
“Kami berharap kepada Pemerintah DIY, khususnya OPD yang terkait seperti Dinas Kesehatan, Peternakan, dan Pertanian, agar semakin rutin melangkah ke lapangan dan melakukan pendekatan serta komunikasi yang lebih intensif. Hal ini diharapkan agar dapat mengatasi antraks dengan lebih baik. Salah satu langkah yang penting adalah mendampingi vaksinasi hewan-hewan di wilayah DIY, terutama di daerah-daerah yang terdampak parah, baik dalam hal korban jiwa maupun penyebarannya yang begitu luas,” ucap Adriana.
Merespons wabah ini, DPRD DIY menekankan pentingnya vaksinasi rutin sebagai langkah pencegahan yang paling efektif terhadap antraks. Pihaknya menekankan perlunya pasokan vaksin yang memadai untuk memenuhi kebutuhan daerah endemis dan daerah sekitarnya. Selain itu, mereka juga menyerukan evaluasi terus-menerus terhadap program vaksinasi antraks untuk memastikan keefektifannya dalam mencegah wabah di masa depan.
Selain itu, DPRD DIY juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam mencegah penyebaran antraks.
“Pencegahan yang paling mudah untuk dilakukan oleh masyarakat adalah jangan mengkonsumsi daging mentah ataupun setengah matang ketika mengunjungi daerah dengan kasus antraks yang tinggi dan hindari kontak langsung dengan hewan ternak atau bangkai hewan yang diduga terinfeksi antraks,” ucap Andriana.
Terakhir, Andriana menyampaikan bahwa pemerintah DIY akan fokus menangani kasus antraks ini dan menghimbau adanya komunikasi dan kolaborasi dari masyarakat untuk menangani penularan antraks yang sudah memakan korban. (gs)
Leave a Reply