
Jogja-dprd.diy.go.id – Menindaklanjuti aduan masyarakat, Gimmy Rusdin Sinaga, S.E. Ketua Komisi C didampingi oleh Anggotanya Sutemas Waluyanto, S.Sos, H. Sadar Narima, S. Ag, SH. dan Subarja dari Dinas PUP-ESDM DIY melakukan kunjungan dalam rangka peninjauan permasalahan saluran drainase dan sampah di wilayah Tirtomartani Kalasan, Sleman pada Kamis (10/11/22).
Sampah masih menjadi salah satu polemik di Kota Yogyakarta yang belum dapat dientaskan. Salah satunya di wilayah Tirtomartani Kalasan, Sleman. DPRD DIY mendapat aduan dari keresahan masyarakat Tirtomartani dalam menyikapi probematika sampah yang berdampak pada kawasan Desa Wisata Umbul Sidomulyo di Dusun Brintikan, Tirtomartani, Kalasan.
Sebelum melakukan peninjauan ke lokasi wisata Umbul Sidomulyo, Komisi C didampingi Dinas PUP ESDM bertemu secara langsung dengan Indra Gunawan selaku Lurah Desa Tirtomartani dan Budi Karyono selaku Ketua Pengelola Wisata Umbul Sidomulyo di Kantor Balai Kalurahan Tirtomartani.
Pada pertemuan ini Indra Gunawan menjelaskan permasalahan banjir serta sampah dari Selokan Mataram yang terbawa ke aliran Sungai Opak sehingga berimbas ke kawasan wisata.
Menanggapi hal tesebut Ketua Komisi C siap menampung permasalahan dan membantu pengentasan masalah yang ada.
“Nanti kita ke lapangan untuk melihat permasalahan yang ada dan tentunya segala permasalahan yang ada akan ditampung, kami siap. Apa yang bisa kami perjuangkan untuk membantu masyarakat,” ungkap Gimmy Rusdin.
Desa Wisata Umbul Sidomulyo merupakan sebuah wisata air (kolam renang dan pemandian) yang tepat berada di pinggiran Sungai Opak. Akan tetapi masyarakat setempat khususnya pengelola desa wisata Umbul Sidomulyo mengeluhkan dampak banjir dari Sungai Opak. Curah hujan yang tinggi menyebabkan air sungai meluap sehingga membawa banyak sampah ke Kawasan Wisata Umbul Sidomulyo.
Mendatangi Kawasan Desa wisata Umbul Sidomulyo, Budi Kartoyo menjelaskan titik lokasi dan permasalahan yang ada kepada Komisi C DPRD DIY.
“Masalahnya itu karena sampah Sungai Opak kebanyakan sampah dari Sekolan Mataram. Sekolah Mataram saat ini menjadi tempat pembuangan sampah bagi orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Akibatnya saat banjir, sampah yang sampai di ujung Kali Opak meluap sampai ke kolam-kolam di tempat wisata kami,” tutur Budi Karyono.
Hal ini berimbas pada Wisata Umbul Sidomulyo terpaksa ditutup sementara. Tentunya berakibat pula pada terhentinya roda perekonomian masyarakat setempat yang bergantung pada tempat wisata tersebut.
Selain itu ia mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah terkait pembangunan talut yang bertujuan untuk menaikkan titik aman agar sampah dari aliran sungai tidak masuk ke kawasan wisata.
Sadar Narima memberikan tanggapannya, “Masalah selokan menjadi hajat hidup masyarakat luas khususnya masyarakat Tirtomartani. Oleh karena itu, harus adanya penekanan-penekanan untuk pemeliharaan selokan mataram dengan baik dan ritme untuk kedepan untuk pemeliharaan buka tutupnya aliran selokan ini harus diatur sebaik rupa supaya tidak terjadi masalah.”
Sedangkan Indra Gunawan, Lurah Desa Tirtomartani menyampaikan, “Harapannya permasalahan yang ada di kelurahan khususnya di objek wisata di Sidomulyo terkait sampah dan banjir dapat tertangani sehingga objek wisata itu menjadi aman. Wisata Umbul Sidomulyo mempunyai potensi yang luar biasa sebagai objek wisata air dan sebagai penggiat perekonomian masyarakat sekitarnya,” tuturnya. (rns)
Leave a Reply