Peternak Bebek Keluhkan Harga Pakan yang Meningkat

Jogja, dprd-diy.go.id – Sejumlah warga dari asosiasi peternak bebek mengeluhkan harga pakan bebek yang melonjak tinggi kepada DPRD DIY. Melalui audiensi pada Kamis (22/04/2021) M. Rosul salah satu peternak bebek mengungkapkan bahwa pakan bebek yang mahal ini berdampak pada keberlangsungan ternak bebek oleh warga di DIY.

“Delapan puluh persen cost produksi baik bebek atau peternakan lain yang menggunakan pakan buatan ini mengalami tekanan luar biasa. Sekarang sekilo (harga pakan) mencapai Rp 6.500,- itu baru harga di pabrik, belum harga di pasar sekitar Rp 6.800,- atau Rp 6.900.-,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa kenaikan harga pakan ini meningkat berkali-kali lipat karena bahan baku dasar harus diimpor. Sementara importir dari bahan baku tersebut sangat terbatas. Ia menyampaikan bahwa menurut surat edaran dari Kementrian Perdagangan tidak diperkenankan pabrik pakan ini menaikkan harga pakan tidak sesuai yang ditentukan.

“Faktanya pabrikan menaikkan harga pangan. Harapannya kenaikan ini agar tidak terus naik dan naik. Sampai Januari saja para peternak kecil sudah tidur (gulung tikar) karena sudah tidak bisa menutupi produksi,” ungkapnya.

Menurutnya pemerintah masih tutup mata akan hal ini, sehingga belum ada statement yang memihak para peternak padahal bebek merupakan salah satu asupan protein. Terkait hal ini ia menyampaikan bahwa banyak peternah yang kemudian menganggur sehingga menambah beban pemerintah jika tidak ditindaklanjuti.

Dinas Perdagangan DIY menyampaikan bahwa kejadian ini akan dibahas ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) karena dikhawatirkan terjadi permainan bahan baku. Dinas Perdagangan juga berharap agar asosiasi ini semakin diperkuat agar memiliki dampak yang signifikas bagi pangan ternak.

Caeolia Ika dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY menyampaikan bahwa pihaknya juga akan mengadakan program kemandirian pakan. Tujuan dari program ini adalah untuk memanfaatkan kearifan lokal masyarakat sekitar serta menekan biaya pakan.

Rosul sendiri menegaskan bahwa kemandirian pakan sudah pernah dicoba oleh asosiasi ini, namun tidak berjalan sesuai yang diharapkan. Bahan baku yang dibutuhkan tidak mudah ditemukan dalam jumlah banyak.

“Pernah kami coba kalo hitung perkilo malah bisa lebih banyak (biayanya). Kalkulasi harga perkilo memang murah, tapi harga keseluruhan jadi lebih mahal,” Rosul menjelaskan kepada Komisi B DPRD DIY.  

Ia menambahkan pada dasarnya asosiasi peternak bebek ini siap dengan konsep pakan mandiri, meskipun begitu alat dan rumah produksinya masih terbatas. Pihaknya jug atelah menyusun konsep rumah produksi pakan mandiri yang bisa menjadi dwifungsi.

“Kita siap mandiri, tapi hal lain kami belum mampu. Kebutuhan alat produksi bukan hanya untuk pakan ternak bebek saja tapi juga bisa untuk pakan ikan. Jadi bisa dwifungsi. Konsepnya kami sudah siapkan,” ungkapnya.

RB Dwi Wahyu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIY mengungkapkan bahwa terkait permasalahan ini perlu dibuatkan solusi jangka pendek. Terkait usulan rumah produksi tersebut Dwi Wahyu mengungkapkan dapat dibicarakan dengan DPKP DIY.

“Mendengarkan keluhan tadi solusi jangka pendek selain membuat program kemandirian pakan. Ini bukan di ranah kami, sehingga solusi jangka pendek ini perlu untuk menyelesaikan masalah pakan terlebih dahulu,” imbuhnya.

Menurut Dwi Wahyu kendala dari pembuatan rumah produksi ini adalah keterbatasan waktu anggaran. Oleh karena itu, menurutnya penting dibahas konsep rumah produksi ini dengan pihak terkait agar dapat dipersiapkan hingga pada anggarannya.

“Kita terbatas dengan anggaran karena kita ada namanya waktu anggaran. Konsep yang diminta ada konsep kemandirian pakan. Kalau misal buat alat produksi apakah memungkinkan,” ungkap Dwi.

Sementara Aslam Ridlo, Anggota Komisi B DPRD DIY mengungkapkan bahwa pada dasarnya kenaikan harga pakan ini tidak hanya sekali ini terjadi. Aslam menyebut perlunya evaluasi bersama dan pembahasan mengenai jangka pendek hingga jangka panjang solusi dari masalah ini.

“Saya usul ada jangan menutup diskusi untuk (solusi) jangka panjang. Soal evaluasi ini menjadi pekerjaan kita bersama,” imbuhnya.

Selanjutnya Aslam menyarankan agar ada pertemuan kembali dengan eksekutif terkait untuk membahas solusi jangka panjang dan jangka pendek. Pertemuan selanjutnya juga akan membahas mengenai konsep rumah produksi yang sudah disusun oleh asosiasi peternak bebek ini. (fda)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*