
Jogja-dprd-diy.go.id- Selasa (3/8/21) dilaksanakan rapat kerja gabungan komisi bersama dengan seluruh anggota DPRD DIY, Sekretariat DPRD DIY, Sekda DIY, Bappeda DIY, dan Paniradya Kaistimewaan. Pada kesempatan kali ini seluruh audiensi membahas mengenai penanganan covid-19, vaksinisasi dan Dana Keistimewaan.
Kadarmanta Baskara Aji, Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta menyampaikan bahwasanya untuk saat ini DIY masih tergolong ke dalam zona merah. Untuk pengamananan daerah yang tergolong zona merah dapat ditetapkan PPKM level 4 dan saat ini DIY melakukan perpanjangan PPKM.
“Penanganan covid-19 oleh pemerintah DIY hingga saat ini masih pada level 4 dan sampai saat ini juga masih memberlakukan PPKM level 4. Diharapkan dengan adanya perpanjangan PPKM dapat mengurangi mobilitas masyarakat,” ujar Aji.
Berdasarkan data dari Pemerintah DIY, bahwasanya sejak diberlakukannya PPKM tanggal 3 Juli 2021 panjang antrean simpang per 30 Juli 2021 telah menurun. Panjang antrean simpang baik yang dilakukan maupun tidak dilakukan penutupan arus mengalami penurunan rata-rata 35-50% di Kabupaten / Kota DIY dibandingkan dengan kondisi sebelum dilaksanakan PPKM Darurat. Presentase penurunan mobilitas tertinggi terjadi di wilayah Kota Yogyakarta yakni sebesar 49%.
“Dengan diberlakukannya PPKM Darurat menghasilkan dampak positif dalam penurunan mobilitas warga DIY, sehingga diharapkan angka penyebaran covid-19 menurun,” ungkap Aji.
Kemudian, Pemerintah DIY telah melakukan penanganan covid-19 yang terbagi kedalam 4 sektor yaitu, penanganan kesehatan, penanganan dampak ekonomi, penyediaan social safety net / jaring pengaman sosial, dan belanja tidak terduga.
Huda Tri Yudiana, Wakil Ketua DPRD DIY mananyakan terkait pengadaan oksigen yang berada di wilayah DIY sudah berposes sampai mana dan ingin diberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tabung oksigen di wilayah DIY.
“Kami mendapatkan bantuan dari Kemenkes berupa ventilator dan alat oksigen yang akan dibagikan kepada seluruh rumah sakit di DIY sesuai dengan kondisi (terdapat oksigen bentuk liquid atau bentuk gas). Dikarenakan kebutuhan oksigen semakin meningkat maka pemerintah DIY saat ini sedang melaksanakan pembuatan satu pabrik oksigen dengan 3 unit ventilator oksigen yang bisa memproduksi sekitar 400-500 tabung besar oksigen,” ungkapnya.
“Sasaran dari makanan tambahan adalah kepada shelter-shelter covid-19 dan panti-panti yang berada di seluruh DIY. Sementara itu, dengan danais yang serapannya belum nampak banyak dikarenakan adanya pembiayaan tambahan makanan menggunakan proses lelang yang kemudian di bayar di akhir,” lanjutnya.
Stevanus Christian Handoko, Anggota Komisi A menanyakan perihal vaksinasi yang terbilang masih lambat.
“Langkah apa yang dilakukan pemerintah untuk mempercepat vaksinasi dan apa aksi nyatanya?” ungkap Stevanus Christian Handoko meminta penjelasan.
Kemudian, Sekda DIY menanggapi terkait dengan vaksinasi, saat ini DIY masuk kedalam empat daerah terbesar di Indonesia yang telah melaksanakan vaksinasi. Pemda DIY dalam menerima vaksin hanya sebagai tempat penerimaan vaksin dari pemerintah pusat, sedangkan dalam pengaturan dan pembagian vaksin dilakukan oleh dinkes sesuai dengan SK Menteri, namun tidak disertai penjelasan vaksin tersebut ditujukan untuk siapa.
Program vaksinasi yang dilakukan oleh dinkes untuk setiap kabupaten/ kota, kecamatan, dan kelurahan/ desa sudah banyak yang habis setiap harinya. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pemberian vaksin yang dilakukan Dinkes sudah dilakukan dengan baik untuk diberikan kepada masyarakat.
Terakhir, dari grafik yang dipaparkan oleh Pemerintah DIY bahwasanya selama periode 30 Juni – 30 Juli 2021, rata-rata vaksinasi dilakukan kepada 12.894 orang/hari. Capaian vaksinasi tertinggi terjadi pada 14 Juli 2021 sebanyak 47.611 jiwa. Sementara itu, rerata angka capaian per hari masih fluktuatif dan masih belum memenuhi target sebesar 20.000 per hari. (ann)
Leave a Reply