Wakil Ketua DPRD DIY Apresiasi Peran LPK Bayu Utama Tekan Pengangguran di Gunungkidul

Gunungkidul, dprd-diy.go.id – Wakil Ketua DPRD DIY, Ir. Imam Taufik, mengapresiasi keberadaan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Bayu Utama di Rejosari, Baleharjo, Gunungkidul, sebagai lembaga yang memiliki kontribusi nyata dalam menekan angka pengangguran di wilayah DIY, khususnya Gunungkidul. Hal tersebut disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke LPK Bayu Utama, Senin (26/5/2025).

“Keberadaan LPK ini punya peran yang cukup strategis dan baik, terutama untuk mengurangi angka pengangguran di Gunungkidul. Ketika mereka ikut pelatihan—baik menjahit, otomotif, tata boga, kursus stir mobil dan sebagainya—otomatis mereka akan meningkat skill-nya. Dan ketika mereka harus bersaing sesuai pasar yang dibutuhkan, pasti sudah siap,” ujar Imam Taufik.

Disambut langsung oleh pimpinan LPK Bayu Utama, Jumarni, S.Pd., Ia menyampaikan paparan lengkap mengenai sejarah, perkembangan dan program-program unggulan yang ditawarkan lembaganya. Didirikan pada tahun 2008, LPK Bayu Utama lahir dari semangat sosial yang diwarisi dari mendiang ayahnya yang pernah menjabat sebagai dukuh di Karangmojo.

“Sejak kecil, saya terbiasa ikut kegiatan sosial bersama ayah. Semangat itu yang menjadi fondasi lahirnya lembaga ini,” ungkap Jumarni.

Sejak berpindah lokasi ke tempat yang lebih strategis pada tahun 2012, LPK Bayu Utama terus berbenah dan berkembang. Berbagai program pelatihan dibuka, mulai dari kursus mengemudi, teknik sepeda motor, tata busana, tata kecantikan, ecoprint, hingga industri kreatif. Kursus mengemudi menjadi program favorit masyarakat, bahkan disebut sebagai “best seller”.

“Kami ingin masyarakat, terutama anak muda di Gunungkidul, punya keterampilan sebelum merantau. Prinsip kami, kalau keluar kota, jangan pernah tidak punya keterampilan,” tegas Jumarni.

Dalam perjalanannya, LPK Bayu Utama telah bermitra dengan lebih dari 140 desa, termasuk melalui dukungan dana desa dan program PNPM. Bentuk kemitraannya beragam, mulai dari pelatihan, pendampingan, hingga penyediaan alat dan modal. Instruktur yang terlibat pun bukan sembarangan.

“Awalnya kami hanya mengandalkan tim internal. Tapi sekarang sudah dilakukan rekrutmen secara profesional dengan seleksi dan tes,” terang Jumarni.

Imam Taufik menilai kemitraan antara LPK swasta dan pemerintah seperti yang dilakukan LPK Bayu Utama adalah hal yang sangat positif dan perlu dilanjutkan.

“Saya berharap suatu saat ada program kegiatan yang bisa dikerjasamakan antara Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DIY dengan LPK, terutama LPK Bayu Utama. Ini penting agar peserta pelatihan lebih dekat jangkauannya dan menjadi afirmasi untuk Gunungkidul yang angka kemiskinannya masih cukup tinggi,” tuturnya.

Kedepan, LPK Bayu Utama berharap bisa menjalin kemitraan lebih erat dengan BLKPP DIY agar sebagian paket pelatihan bisa dialokasikan ke lembaga swasta.

“Kami ingin program pelatihan ini benar-benar menjangkau masyarakat yang membutuhkan, bukan sekadar formalitas,” ujar Jumarni.

Dengan semangat kemandirian dan dukungan dari berbagai pihak, LPK Bayu Utama terus menegaskan peran pentingnya sebagai pelopor pelatihan vokasi yang adaptif, inklusif dan berdampak langsung bagi masyarakat akar rumput. (dta/cc)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*