Jogja, dprd-diy.go.id – Selasa (20/04/2021) DPRD DIY menerima kunjungan kehormatan dari Duta Besar (Dubes) Uni Eropa untuk Indonesia. Pertemuan dilakukan di ruang transit gedung DPR DIY.
Vincent Piket, Dubes Uni Eropa untuk Indonesia dan rombongan diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana. Vincent Piket menjelaskan kunjungannya untuk bertukar pandangan tentang perkembangan ekonomi dan sosial dalam masa pandemi Covid-19 serta penawaran kerjasama antara Indonesia dan Uni Eropa.
Huda menyampaikan selaku pimpinan mengucapkan selamat datang berterima kasih atas kunjungan ini berharap ada manfaat dari kunjungan ini. Selanjutnya Huda menjelaskan latar belakang Yogyakarta dikenal kota budaya dan pendidikan di Indonesia.
“Kebudayaan menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Yogyakarta dan disebut kota pendidikan karena terdapat puluhan perguruan tinggi, sehingga banyak warga Indonesia dan luar negeri belajar di sini. Sehingga ekonomi bergantung pada pariwisata dan pendidikan, 60% income dari kedua faktor tersebut,” jelasnya
Huda juga menjelaskan terkait keistimewaan dan sosial politik di Yogyakarta. Yogyakarta memiliki keistimewaan karena kontribusi pada kemerdekaan Indonesia sehingga Pemerintah Indonesia memberikan Undang-Undang Keistimewaan DIY.
“DIY dipimpin oleh seorang raja sekaligus seorang Gubernur, dimana salah satu keistimewaan Yogyakarta ini adalah Gubernur yang memimpin adalah raja keraton yang bertahta dan Wakil Gubernur adalah Pakualaman yang bertahta,” Huda menjelaskan.
Kondisi politik di Yogyakarta sangat stabil, ini menjadi titik tolak kestabilan karena gubernur ditetapkan. Karena tidak ada kompetisi setiap pemilihan. Yogyakarta didatangi dan tinggal disini dari latar belakang yang sangat beragam maka dari itu Yogyakarta merupakan daerah yang nyaman dan menerima perbedaan disebut city of tolerance.
Oleh karena itu Yogyakarta sangat cocok untuk di jadikan tempat investasi karena kestabilan tersebut.
Pemerintah membangun infrastruktur besar seperti bandara dan jalan tol untuk semua dapat berwisata di Yogyakarta lebih mudah. Berbicara peluang investasi di Yogyakarta memiliki area airport yang sangat luas untuk berkembang menjadi Aerotropolis, perkembangannya juga akan memperhatikan basis lokal.
“Pandemi Covid-19 itu masalah utama bagi kita dua faktor income itu menurun karena ada pembatasan gerak manusia. Kita secara perlahan juga gotong royong, seperti peran masyarakat dalam memberikan tolong menolong satu lainnya. Gotong royong adalah benteng utama Pemerintah untuk menyasar kelompok bawah,” ungkapnya.
Dalam penanganan Covid-19 pemerintah sudah melaksanakan vaksinasi 10%, saat ini sedang berfokus pada vaksin lansia. Kedepan kita harus menemukan ide-ide kreatif dalam menghadapi pandemi ini, harapannya ada kolaborasi. Pemerintah mulai uji coba pembelajaran tatap muka, kasus covid mulai melandai sektor wisata mulai tumbuh.
Vincent merasakan sendiri keistimewaan Yogyakarta, ia sangat tertarik dengan Yogyakarta menjaga kestabilan di Yogyakarta, hal ini dapat dicontoh untuk daerah lain dan dunia. Berkaitan dengan dampak Covid-19 sebelumnya, Vincent juga sudah bertemu dengan kadin dan mengetahui bagaimana dampak Covid-19.
“Di Eropa juga kondisi masih sulit, kita masih bertahan. Dua solusi ialah disiplin protokol kesehatan dan vaksin. Di eropa cukup lambat mereka sedang mempercepat. Bukan berarti virus pergi harpanya warga lebih kuat. Semangat gotong royong sama di eropa sedang melaksanakan disana. Kondisi ini sangat menguji, semangat seperti ini harus dilaksanakan,” jelas Vincent. (hms/az)
Leave a Reply