Pansus Tekankan Pentingnya Pendidikan Berbasis Budaya di DIY

Jogja, dprd-diy.go.id – Ketua Pansus BA 22, Hifni Muhammad Nasikh, S.E., M.B.A., didampingi anggotanya, Susiwati Lestari, melakukan kunjungan ke SMK Negeri 1 Sewon, Bantul pada Jumat (02/08/2024). Kunjungan dilakukan dalam rangka mengawasi implementasi Perda tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya di sekolah.

Pada kunjungan tersebut, Hifni memberikan apresiasi kepada SMK Negeri 1 Sewon atas upayanya dalam mengintegrasikan budaya ke dalam pendidikan. Dalam sambutannya, Hifni juga menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya di Yogyakarta.

“Pendidikan berbasis budaya di Jogja sangat penting, karena Jogja merupakan Kota Pendidikan dan Kota Budaya. Melalui Pansus ini, kami dapat melihat regulasi yang diterapkan di sekolah-sekolah dari TK hingga SMA dan SMK,” ungkap Hifni.

Pihaknya menambahkan, bahwa pengawasan ini merupakan bagian dari komitmen untuk memastikan bahwa setiap regulasi daerah dijalankan dengan baik di setiap jenjang pendidikan.

Lebih lanjut, Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Sewon, Sri Hartati, S.Pd., M.Pd., juga menyampaikan bahwa sekolahnya telah secara konsisten menerapkan pendidikan berbasis budaya.

“Budaya dilaksanakan setiap hari untuk menumbuhkan karakter siswa siswi, serta budaya kerja saat melakukan praktek kerja sesuai dengan SOP. Kami juga menggunakan pakaian adat pada Kamis Pon dan mendukung kegiatan ekstrakurikuler seperti tari dan karawitan,” jelas Sri Hartati.

Ia juga menambahkan bahwa ornamen sekolah dan area parkir sekolah menggunakan motif kebudayaan Jogja sebagai bagian dari upaya menerapkan sistem kebudayaan di SMK Negeri 1 Sewon.

Selama kunjungan, Hifni juga berkesempatan untuk melihat langsung berbagai kegiatan dan fasilitas yang ada di sekolah. Ia mengapresiasi berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh sekolah dalam mendukung pendidikan berbasis budaya.

“Melalui pengawasan ini, kami berharap generasi muda dapat memiliki karakter budaya Jawa yang khas dan harus dilestarikan. Bersama-sama, kita harus menerapkan kebudayaan, agar generasi muda memiliki karakter budaya Jawa yang mempunyai ciri khas yang harus dilestarikan,” imbuhnya.

Kunjungan ini tidak hanya menunjukkan komitmen Pansus BA 22 dalam memimpin pengawasan dan pengelolaan pendidikan berbasis budaya, tetapi juga memperlihatkan upaya konkret dalam mendukung pelestarian budaya lokal melalui pendidikan.

Dengan adanya regulasi yang diterapkan dan diawasi dengan baik, diharapkan setiap sekolah di Yogyakarta dapat menjadi benteng pelestarian budaya lokal, serta membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter dan jati diri yang kuat sebagai bagian dari budaya Jawa. (fu/dta)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*