Bantul, dprd-diy.go.id – Komisi D DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta menekankan pentingnya menjaga kualitas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui distribusi yang tepat serta penyajian menu bernuansa lokal. Hal ini disampaikan dalam kunjungan kerja ke SMA Negeri 1 Banguntapan, Bantul pada Senin (29/9/2025), yang bertujuan memantau pelaksanaan MBG sekaligus memastikan manfaat program benar-benar dirasakan oleh peserta didik.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banguntapan, Jaka Tumurana, S.Pd., M.Pd., menyampaikan bahwa sejak pertama kali program berjalan pada 19 Mei 2025, pihaknya belum menemui kendala serius. Menurutnya, siswa justru merasa terbantu dan semakin bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar dengan adanya dukungan gizi dari program tersebut.
“Kegiatan MBG di SMA Negeri 1 Banguntapan alhamdulillah sejak bulan Mei tidak ada permasalahan. Anak-anak antusias untuk menyantap MBG ini, merasa senang. Bahkan kadang mereka menyampaikan permintaan menu tertentu, dan guru berkoordinasi dengan dapur agar tetap sesuai prinsip bergizi,” ujar Jaka.
Hal senada juga disampaikan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus PIC MBG, Putri. Ia menekankan bahwa keberhasilan program di sekolahnya tidak lepas dari semangat gotong royong guru dan tenaga kependidikan.
“Kami punya semboyan tembayatan sesarangan, artinya gotong royong untuk melayani siswa. Setiap hari guru dan TU ikut terlibat, meskipun risikonya ada, misalnya mencari food tray yang hilang. Tapi semua kami lakukan dengan ikhlas demi kelancaran MBG,” jelas Putri.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komisi D DPRD DIY, R.B. Dwi Wahyu B., S.Pd., M.Si., menegaskan bahwa monitoring diperlukan untuk melihat langsung efektivitas program di lapangan. Ia juga menyoroti aspek distribusi makanan agar tetap aman dikonsumsi siswa.
“Hari ini kami memonitor sejauh mana efektivitas MBG di SMA Negeri 1 Banguntapan. Alhamdulillah tidak ada kasus keracunan. Namun, distribusi makanan harus menjadi perhatian. Antara proses memasak dan menyajikan jangan sampai jedanya terlalu lama, agar risiko makanan basi bisa dihindari,” ujar Dwi Wahyu.
Anggota Komisi D, Ika Damayanti Fatma Negara, S.IP., turut memberikan catatan teknis terkait tata cara penyimpanan makanan di sekolah. Ia menekankan pentingnya menjaga standar higienitas agar makanan tetap aman.
“Saya ingin memberikan masukan, wadah makan jangan diletakkan langsung di lantai karena bisa menimbulkan cross-contamination food. Sebaiknya ditaruh di atas meja. Selain itu, menu MBG perlu diarahkan lebih ke makanan lokal dan sehat, bukan makanan cepat saji,” kata Ika.
Kepala Balai Dikmen Bantul, Ismunardi, S.Pd., M.M., menambahkan bahwa keberhasilan MBG di sekolah tidak lepas dari kerja sama antara berbagai pihak. Ia menekankan perlunya kolaborasi berkelanjutan antara sekolah, penyedia katering, dan pemerintah agar kualitas makanan tetap terjaga sekaligus mampu mendukung kesehatan serta konsentrasi belajar siswa.
Secara umum, hasil monitoring menunjukkan bahwa pelaksanaan MBG di SMA Negeri 1 Banguntapan berjalan baik, tanpa adanya keluhan kesehatan dari siswa. Bahkan, kreativitas sekolah dalam menyesuaikan menu dengan kebutuhan anak didik diapresiasi oleh Komisi D DPRD DIY. (dta/cc)

Leave a Reply