Komisi B DPRD DIY Tinjau Sentra Gerabah Kasongan, Serap Aspirasi Pelaku Industri Lokal

Bantul, dprd-diy.go.id – Komisi B DPRD DIY melakukan Kunjungan Kerja Dalam Daerah, ke Desa Wisata Gerabah Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul pada hari Kamis (05/06/2025). Kegiatan ini bertujuan untuk memonitor perkembangan kawasan sentra industri gerabah sekaligus mendengarkan langsung aspirasi pelaku industri kreatif lokal.

Kegiatan dipimpin oleh Ketua Komisi B, Andriana Wulandari, S.E., M.IP, didampingi Wakil Ketua Dr. Danang Wahyu Broto, S.E., M.Si., Sekretaris Wildan Nafis, serta sejumlah anggota lainnya. Turut hadir pula perwakilan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Dinas Pariwisata DIY, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, serta Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, termasuk Panewu Kasihan, Lurah Bangunjiwo, dan Dukuh Kajen.

Salah satu sorotan utama dalam pertemuan ini datang dari Dicky Bisma Saputra, salah satu pendiri Lembaga Pendidikan Gerabah Nangsib Keramik, yang mengungkapkan tantangan serius terkait penurunan daya beli meskipun produksi tetap tinggi. Ia juga memperkenalkan inovasi pemanfaatan FABA dari limbah batu bara sebagai bahan baku alternatif tanah liat.

“Saat ini produksinya tinggi, tetapi daya beli menurun. Kami melakukan riset dengan memanfaatkan FABA dari Kalimantan sebagai alternatif bahan baku. Ini bukan hanya inovatif, tetapi juga ramah lingkungan karena mengurangi limbah,” ungkap Dicky.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi B, Andriana Wulandari, menyampaikan pentingnya kolaborasi antarinstansi dan potensi penggunaan FABA untuk diperluas melalui koordinasi lintas daerah.

“Bagaimana FABA dari Kalimantan bisa dikomunikasikan lebih lanjut, apabila bisa dijembatani kenapa tidak? Kita perlu menjembatani pelaku industri kecil dengan akses bahan baku yang terjangkau,” ujar Andriana.

Komitmen serupa disampaikan oleh anggota Komisi B, Yan Kurnia Kustanto, S.E., yang menekankan pentingnya kajian berkelanjutan atas ketergantungan terhadap sumber daya alam yang terbatas.

“Industri ini bergantung pada bahan baku alam yang suatu saat bisa habis. Maka inovasi adalah keharusan untuk menjaga keberlanjutan kawasan industri ini,” tegasnya.

Dalam diskusi, Reda Refitra S. juga mendorong pemerintah daerah untuk lebih aktif mengajukan proposal pendanaan ke pemerintah pusat, mengingat status Kasongan sudah ditetapkan sebagai Kawasan Industri.

“DIY sudah memiliki nomenklatur kawasan industri, maka perlu ada kajian dari OPD untuk mendapatkan dukungan dari APBN. Jangan sampai potensi ini stagnan hanya karena lemahnya usulan ke pusat,” katanya.

Kepala Dinas Pariwisata DIY mengapresiasi upaya regenerasi dan pendidikan yang dilakukan oleh Nangsib Keramik kepada pelajar SD dan SMP sebagai bentuk pelestarian warisan budaya lokal. Namun ia menggarisbawahi bahwa klasifikasi Desa Wisata Kasongan masih berada pada tingkat desa rintisan, meskipun telah terbentuk sejak tahun 2012.

“Kita sudah membentuk Pokdarwis dan Desa Wisata sejak lama, tapi pengembangannya lebih dominan ke sektor industri. Sektor pariwisatanya masih perlu perhatian khusus,” ungkapnya. (uns/lz)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*