Komisi D Harap Jogja Library Center Banyak Peminatnya

Jogja, dprd-diy.go.id – Jumat 21/02/2020 Komisi D DPRD DIY melaksanakan monitoring ke Jogja library Center Perpustakaan milik pemda DIY yang dikelola oleh BPAD DIY yang memiliki berbagai koleksi media cetak dari tahun 1945 an. 

Perpustakaan yang mempunyai dua lantai ini merupakan banguanan cagar budaya yang dulunya adalah gedung bekas toko buku dan penerbit “Kolf Bunning” dengan Nuansa arsitektur klasiknya yang sangat kental.

Sekretaris DPAD DIY Suwardoyo menyampaikan, perpustakaan ini memiliki koleksi koran dan majalah dari tahun 1945 an yang telah tersusun dan terjilit secara rapi. Perpustakaan juga alih mediakan mendigitalisasi sehingga mempermudah pemustaka untuk membacanya.

Berbagai koleksi koran dari Kedaulatan Rakyat, Suara Merdeka, Sinar Harapan, Kompas, Bernas, dan suara karya ada di perpustakaan ini. Begitu pula dengan koleksi majalahnya seperti Djoko Lodang, Penyegar Semangat, Gatra juga ada di perpustakaan ini, bahkan di Jogja Library Center terdapat koleksi buku hasil kerja sama dengan negara Jepang yang diberi nama “KYOTO BOOK CORNER”.

Umarudin Masdar Wakil Ketua Komisi D menyampaikan, monitoring ini merupakan tindak lanjut dari rapat di komisi. Harapannya dengan kehadiran Perpustakaan dapat meningkatkatkan minat baca masyarakat di dunia serba digital ini, koleksi fisik dan langka bagus untuk periset/peneliti. Terpenting bagaimana perpustakaan ini maju dan banyak pengunjungnya. 

Imam Priyono D Putranto anggota Komisi D juga menyampaikan, pentingya trik marketing dari perpustakaan ini, bila diperlukan pekerja yang bisa memarketingkan dianggarkan. APBD kan tidak hanya program fisik, ujarnya.

Melihat estetika Perpustakaan ini Joko B. Purnomo anggota Komisi D, merasa perlu papan nama dibuat menonjol untuk menarik perhatian sanada  Sofyan Setyo Darmawan Sekretaris Komisi D usul agar bisa dibuat miniatur atau simbol yang menarik perhatian.

Muhammad Yazid anggota Komisi D menyampaikan, perpustakaan ini sangat menarik baru saja masuk dari pintu depan sudah terasa menarik karena arsitektur yang klasik. Harapanya dengan keadaan ini dapat dibuat menjadi daya jual bagi calon pembaca, harap Yazid.

Yuli pengelola menyampaikan, kunjungan lebih sepi karena perpus ini memang lebih khusus terkait dengan tema jogja saja dibandingkan perpustakaan milik pemda lainya.  Koleksi KR terbitan pertama kami memiliki. Kebanyakan yang ke sini peneliti baik dalam negeri dan luar negeri. Kendala yang dihadapi ialah PKL yang menutupi pintu sebelah selatan semula perpustakaan memiliki dua pintu dan tempat parkir.

Selain koleksi tentang jogja kita juga mengangkat kebudayaan dengan mengadakan diskusi dengan komunitas sastra setiap selasa wage. ini juga merupakan upaya untuk mendatangkan pengunjung ke perpustakaan. (az)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*