
Jogja, dprd-diy.go.id – Di tengah gerakan viral beberapa kalangan yang melakukan pengibaran bendera putih sebagai wujud simbolis sikap menyerah terhadap Covid-19, DPRD DIY bersama dinas dan OPD terkait justru menyikapinya dengan sikap optimisme bahwa DIY tidak pernah menyerah. Optimisme tersebut ditunjukan dengan berbagai program yang difokuskan Pemda DIY dalam upaya dalam upaya pemulihan ekonomi.
Pada bulan September-Oktober Komisi A DPRD DY telah melakukan survei dengan kerjasama dengan salah satu perguruan tinggi di Jogja. Ada beberapa fakta yang terungkap dalam survei tersebut; dimana pandemi masih menjadi masalah penting dalam masyarakat.
Kedua, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Ketiga, pendapatan yang turun, bahkan hilang. Keempat harga barang pokok naik. Sehingga menurut Eko Suwanta selaku Ketua Komisi A DPRD DIY, persoalan tersebut yang kemudian menjadi dasar arah kebijakan DPRD DIY bersama dinas terkait dalam pemulihan ekonomi.
“Jadi agenda prioritas pertama adalah bagaimana penuntasan Covid. Kemudian apabila berbicara pemulihan ekonomi, adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan, bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat, dan ketiga menjaga stabilitas harga,” ungkapnya.
Menurut Eko, prioritas APBD 2022 beserta dana keistimewaan sebesar 1.3-1.5 M rupiah ditujukan sebagai stimulus penanggulangan covid19. Dirinya mengharapkan Peraturan Gubernur no.100 tahun 2020 dan Peraturan Gubernur no.37 tahun 2021 dapat diimplementasikan dalam program pengalokasian dana Istimewa masuk kedesa. Sehingga kedepan desa/kelurahan bisa menjadi pemicu pusat pertumbuhan lapangan pekerjaan, stabilitas ekonomi serta desa sebagai padat karya.
Disamping itu untuk meningkatkan efektivitas pemulihan ekonomi, Komisi A DPRD DIY memiliki konsern dalam mempercepat literasi digital disemua sektor. Eko juga menyampaikan dibutuhkan kordinasi antara Bappeda dan Dinas Kominfo agar program literasi digital dapat tersosialisasikan dengan baik pada masyarakat. Terlebih untuk mendorong umkm-umkm mampu mengaplikasikan inovasi digital.
Menanggapi hal tersebut, Danang Setiadi, S.I.P., MT. selaku Kepala Bidang Perencanaan BAPPEDA DIY menyampaikan terdapat aplikasi “Sibakul” yang mewadahi UMKM-UMKM untuk memasarakan produknya. Aplikasi Sibakul dapat menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga mancanegara. Tercatat terdapat peningkatan kegiatan ekspor pada bulan Juli hingga Agustus 8,40%. Yang mana aplikasi Sibakul adalah salah satu yang memiliki peranan besar dalam peningkatan tersebut.
Melihat dari kacamata seorang pengamat ekonomi Dr. Rudy Badrudin, M.Si. yang juga seorang Dosen STIE YKPN memberikan pandangannya bahwa terdapat salah satu model siklus ekonomi yang diharapkan terwujud pada perekonomian DIY.
“Pertama berdasar riset 2020, siklus perekonomian DIY seperti huruf V, jadi begitu drop itu langsung recovery naik lagi, nah itu yang kita harapkan,” imbuhnya.
Menurut Rudy dibutuhkan sinergitas masyarakat untuk turut menjalankan program yang dicanangkan Pemda DIY. Salah satunya adalah melalui program vaksinasi yang diharapkan mampu membantu meningkatkan daya tahan masyarakat daripada Pandemi Covid-19. Sehingga secara langsung membantu dalam upaya peningkatan ekonomi ekonomi DIY. (don)
Leave a Reply