Mahasiswa UGM dan Flinders University Kunjungi DPRD DIY untuk Pelajari Parlemen di DIY

Jogja, dprd-diy.go.id – Sebanyak 33 mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Flinders University mengunjungi DPRD DIY pada Kamis, (24/1/2019). Kunjungan yang dikoordinasi oleh Merry, Dosen Flinders University ini dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa dari Flinders University mengenai Pemerintahan di DIY.

Ditemui oleh Arif Noor Hartanto, Wakil Ketua DPRD DIY, mahasiswa dari Flinders University mempertanyakan berbagai hal terkait kebijakan yang ada di DIY dan parlemen di DIY. Terkait pertanyaan tentang kapasitas gender dalam kursi parlemen Arif menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri secara umum masih kesulitan dalam memenuhi jumlah 30 persen perempuan untuk menduduki kursi DPR RI, termasuk di DPRD DIY yang masih jauh dari target minimal. “Di Indonesia sudah ada undang-undang yang mengatur bahwa 30 persen kursi legislatif diisi oleh perempuan. Pada kenyataannya DPR RI dan DPRD Provinsi Kota atau Kabupaten masih belum bisa mencapai 30 persen,” jelas Arif.

“Di Jogja bahkan di Indonesia masih susah bagi perempuan buat terlibat dalam politik. Karena di indonesia masih sarat budaya patriarki. Pemda DIY sudah berupaya mengatasi permasalahan tersebut dengan mengadakan pelatihan untuk peningkatan kapasitas politik bagi perempuan. Beberapa diantaranya diadakan oleh NGO (Non Governmental Organization),” ungkap Arif menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa tentang upaya DIY terkait permasalahan ketimpangan kursi parlemen.

Selanjutnya Arif menegaskan bahwa terkait permasalahan ini sebenarnya menjadi tugas utama bagi setiap partai politik untuk regenerasi. “Parpol (partai politik) seharusnya bisa proaktif dalam menjaring regenerasi. Tugas selanjutnya untuk parpol bukan hanya proaktif saja, tapi juga mencari solusi untuk meruntuhkan budaya patriarki tersebut.”

Salah satu mahasiswa asal Australia ini juga mempertanyakan terkait hubungan DPRD DIY dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Yogyakarta. Arif menyatakan bahwa kehadiran LSM di Yogyakarta justru membantu Pemerintah Daerah (Pemda) DIY dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Yogyakarta. “LSM di Yogyakarta itu sangat aktif, adanya mereka (LSM) memberikan input yang bagus untuk kami. Mereka mengawasi dan juga memberi saran atas kebijakan yang sudah dibuat. Sehingga kami juga mengerti penilaian dan masukan dari masyarakat atas kebijakan yang sudah dibuat dan dilaksanakan,” tutur Arif. (fda)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*