Jumlah Anak Gagal Ginjal Bertambah, Anggota Komisi D, Dr. R. Stevanus: Dinkes DIY harus Segera Bergerak

Jogja, dprd-diy.go.id – Jumlah pasien meninggal dunia terkait penyakit ginjal akut misterius pada anak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bertambah jadi 6 orang. Adapun selama periode Januari hingga Oktober 2022, RSUP Dr. Sardjito telah menangani 13 pasien anak pengidap gagal ginjal akut.

Dinkes DIY melaporkan adanya 13 kasus kasus gagal ginjal akut misterius pada anak sepanjang Januari hingga Oktober 2022. Lima pasien di antaranya dilaporkan meninggal dunia, sementara 6 lainnya masih dalam perawatan RSUP Dr. Sardjito, dan 2 orang dinyatakan sembuh.

Menurut Dr. R. Stevanus C. Handoko S.Kom., MM Anggota DPRD DIY dari Komisi D menyampaikan bahwa kondisi saat ini perlu mendapatkan perhatian secara khusus, terukur, tepat dan cepat.

“Kondisi yang memprihatikan semacam ini perlu kewaspadaan dan tindakan terukur, tepat, dan cepat dari pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan DIY. Dinas Kesehatan DIY harus segera melakukan sosialisasi agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi di masyarakat dan timbul kepanikan di masyarakat,” ujar Dr. R. Stevanus.

“Kita semua berharap korban yang diduga akibat gagal ginjal tidak bertambah. Kita semua kuatir terhadap keselamatan anak-anak kita di DIY,” ungkap Dr.R. Stevanus Anggota Komisi D.

“Dinkes diharapkan secara masif menginformasikan langkah-langkah preventif maupun langkah strategis lainnya yang harus dilakukan bagi anak-anak yang saat ini sakit dan membutuhkan obat-obat yang saat ini dilarang untuk digunakan seperti obat batuk sirup,” ujar Dr. R. Stevanus.

“Saat ini Kemenkes merilis 3 zat berbahaya diduga penyebab gagal ginjal akut pada anak seperti ketiga zat berbahaya itu antara lain etilen glikol atau ethylene glycol (EG), dietilen glikol atau diethylene glycol (DEG), dan etilen glikol butil eter atau ethylene glycol butyl ether (EGBE). Dinkes DIY harus segera menyampaikan secara luas kepada warga DIY segera mungkin agar tidak menimbulkan korban jiwa kembali,” pungkas Dr. R. Stevanus. (*)

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*