Jogja, dprd-diy.go.id – Sabtu malam (23/3/2019) DPRD DIY menggelar acara pentas seni wayang kulit semalam suntuk di halaman gedung DPRD DIY. Ki Seno Nugroho sebagai Dhalang pegalaran wayang membawakan cerita dengan lakon Dewa Ruci.
Dalam suasana hujan deras, Haryanta, Sekretaris DPRD DIY, membuka acara pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan menyerahkan tokoh wayang kulit kepada Ki Seno Nugroho. Sebelumnya Haryanta dalam sambutannya menyampaikan kegiatan ini merupakan kegiatan rutin sebagai nguri-uri kabudayan Jawa. “Wayang adalah warisan leluhur yang digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan tentang perilaku kehidupan yang baik. Wayang itu bukan hanya sebagai tontonan, tapi menyampaikan pesan baik di dalamnya,” ucap Haryanta.
Eko Suwanto, Ketua Komisi A DPRD DIY, turut berpesan dalam sambutannya agar masyarakat dapat mengambil nilai luhur bangsa dan mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya pagelaran wayang kulit ini menjadi inisiatif DPRD DIY untuk melestarikan dan menjaga budaya Jawa yang memiliki pesan moril nilai kehidupan dan semangat kebangsaan. “Harapannya budaya adiluhung dipraktikkan dalam tindakan sehari-hari, kami ingin tunjukkan nilai-nilai luhur bangsa,” ucap Eko menyampaikan harapannya.
Lakon Dewa Ruci sendiri merupakan cerita asli wayang Jawa yang memberikan gambaran hubungan harmonis antara Kawula dan Gusti. Cerita diperagakan oleh Bima atau Aria Werkudara dan Dewa Ruci. Ditampilkan dalam bentuk tembang dari seorang Pujangga Surakarta, Yosodipuro dengan judul “Serat Dewaruci Kidung”.
Pada intinya pagelaran wayang kulit dengan Lakon Dewa Ruci ini berkisah tentang Kurawa dengan dinegeri Astina, ingin membuat pihak Pandawa dinegeri Amarta menjadi sengsara dengan bantuan dari Guru Durno. Sena adalah murid Guru Durno yang diberikan ajaran bahwa untuk mencapai kesempurnaan diharuskan mengikuti perintah Guru Durno. Sena mengikuti perintah gurunya untuk mencari air suci penghidupan ke hutan Tibrasara. Walaupun sebenarnya niat Guru Durno adalah untuk mencelakaannya.
Kisah Dewa Ruci dianggap sesuai dengan kondisi saat ini. Eko menyampaikan bahwa tokoh Bima merupakan sosok yang selalu menaati aturan, jujur, terbuka, serta senang membela kebenaran. Jika diakitkan dengan saat ini menurut Eko sosok Bima adalah sosok yang dapat dipercaya, menjauhi fitnah, dan menghindari ujaran kebencian, hal ini lah yang harus dijadikan panutan bagi pemimpin saat ini. (fda)
Leave a Reply