
Jogja, dprd-diy.go.id – Pembangunan Tol Jogja – Bawen sepanjang 75,82 kilometer ditargetkan selesai pada tahun 2023. Jalan tol ini akan melewati wilayah DIY sepanjang 8,7 kilometer dan rencananya akan dibangun tiga titik exit tol.
Pembangunan jalan tol ini direncanakan mulai pada tahun ini. Gimmy Rusdin Sinaga, Wakil Ketua Komisi C DPRD DIY mengungkapkan bahwa pembangunan ini memberikan dampak yang besar.
“Kita kemarin itu tinjau ke lokasi jalan tolnya. Tol ini pasti sangat bermanfaat untuk masyarakat Semarang dan Yogyakarta,” ungkapnya pada Jumat (05/03/2021).
Adanya jalan tol yang menghubungkan kedua kota ini tentu memangkas waktu tempuh hingga tiga jam. Menurut Gimmy hal ini juga menguntungkan bagi DIY karena dari tiga exit tol, dua di antaranya berada di DIY.
“Khusus tol Yogyakarta-Semarang ada dua exit di wilayah Kecamatan Tempel dan Seyegan Sleman. Kalau bisa exit ditambah. Biar ada rest area,” ungkapnya.
Sementara jalan tol akan melewati tujuh kalurahan, yakni Kalurahan Banyurejo, Tambakrejo, dan Sumberejo di Kapanewon Tempel; Kalurahan Margotakon, Margodadi, dan Margomulyo di Kapanewon Seyegan; serta Kalurahan Tirtoadi di Mlati.
Gimmy mengatakan agar hendaknya rest area yang berada di exit tol dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi warga DIY. Hal ini dimungkinkan karena proyek jalan tol dibiayai oleh pemerintah pusat, sedangkan pengembangan rest area di exit tol diserahkan ke masing-masing daerah.
“Exit tol harus bisa dimanfaatkan warga untuk membuka usaha, terutama warga yang ada di sekitar tol,” ungkap Gimmy.
Menurut ungkapan Gimmy, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Pemda DIY. Tujuannya agar rest area di exit tol dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi warga DIY, termasuk usulan penambahan titik exit tol.
“Dengan menambah exit tol, maka akan makin banyak pengembangan ekonomi warga Jogja ke depannya,” imbuhnya.
Gimmy menambahkan berdasarkan hasil peninjauan ia melihat bahwa hal terpenting pada proses pertama pembangunan jalan tol adalah urusan pembebasan tanah yang sudah diselesaikan. Menurut keterangannya tidak ada permasalahan di tingkat desa terdampak, namun ada kesepakatan terkait ganti untung.
“Biasanya masalah tanah. Kemarin masalah tanah sudah lancar. Alhamdulillah tahap pertama Jogja-Bawen beres. Semua biaya ditanggung pusat,” paparnya. (fda)
Leave a Reply