
Jogja, dprd-diy.go.id – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang menjadi prototipe praktik toleransi dan kebangsaan di Indonesia berdasarkan sejarah kemerdekaan Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Brigida Intan, Akademisi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dalam tayangan Kita Bicara TVRI Jogja, Selasa (13/10/2020).
“Yogyakarta sebagai prototipe praktik toleransi dan berkebangsaan. Karena ini (DIY) adalah Ibukota sementara RI saat itu (pada awal kemerdekaan), Yogyakarta bisa menjadi tempat berlindung pemerintah NKRI saat itu. Keraton dan masyarakat (DIY) bersatu melindungi pemerintah, kemudian pemerintah hijrah ke Yogyakarta, sejak dulu di DIY sendiri sudah menjadi tempat bersatu rakyat Indonesia,” jelasnya.
Menurutnya kini DIY belum cukup berhasil menjadi prototipe toleransi dan kebangsaan di Indonesia karena kurangnya pengamalan nilai-nilai pancasila. Intan mengungkapkan jika masyarakat di DIY banyak mengesampingkan nilai pancasila dalam kehidupan, maka DIY belum mampu menjadi sebenar-benarnya prototipe toleransi dan kebangsaan di Indonesia.
Hal serupa ditambahkan oleh Stevanus Christian Handoko, Anggota Komisi A DPRD DIY bahwa sejak dulu para pendahulu bangsa Indonesia telah mengajarkan untuk hidup berdampingan dalam perbedaan. Stevanus mengungkapkan perbedaan yang seharusnya menjadi kekuatan justru menjadi akar perpecahan yang ada saat ini.
“Kalau kita lihat sekarang banyak pandangan perbedaan, bukan jadi persatuan lagi, bukan jadi kekayaan yang dilihat hanya perbedaannya saja. Harusnya tidak perlu dibesarkan tapi menjadi suatu kekayaan termasuk yang ada di Yogyakarta ini,” ungkapnya.
Stevanus berharap masyarakat DIY mampu memahami dan menerapkan nilai pancasila sehingga tidak mudah termakan informasi yang memecah belah. Menurut ungkapannya mempelajari pancasila tidak hanya pada saat di bangku sekolah saja, namun perlu terus dipelajari dan diterapkan secara konterktual dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dalam pancasila semua sudah ada nilai seperti itu. Belajar pancasila tidak hanya saat dulu tapi terus dipelajari karena ini melekat dalam kehidupan berbangsa bernegara,” lanjut Stevanus.
Selaku Anggota Komisi A DPRD DIY, Stevanus menyampaikan bahwa DPRD DIY bekerjasama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DIY dalam menginisiasi program Sinau Pancasila. Program ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memertajam nilai pancasila kepada masyarakat DIY.
“Kami inisiasi Sinau Pancasila, sebab kita perlu pertajam nilai pancasila dan disebarluaskan kembali kepada masyarakat DIY,” ungkapnya.
Agung Supriyono, Kepala Badan Kesbangpol menjelaskan bahwa program Sinau Pancasila sudah dilakukan 3 tahun belakangan ini. Kegiatan dilakukan berbasis kecamatan dengan minimal peserta sebanyak 100 orang setiap kecamatan.
“Jadi yang dipelajari aktualisasi penerapan (pancasila) di dalam masyarakat mulai dari membentuk karakteristik masyarakat dengan melaksanakan pancasila dalam kehidupan dan solusi terhadap persoalan di masyarakat melalui pancasila,” jelasnya.
Agung menyampaikan Sinau Pancasila tidak hanya memelajari pancasila, namun juga meneguhkan kembali UUD 1945, persatuan kesatuan, NKRI, serta bela negara. Selain dengan DPRD DIY, Badan Kesbangpol DIY turut bekerjasama dengan berbagai unsur elemen pemerintahan dan masyarakat dalam melaksanakan Sinau Pancasila. (fda)
Leave a Reply